by Abdul Jalil - Espos.id Regional - Rabu, 24 Juni 2020 - 21:05 WIB
Madiunpos.com, MADIUN -- Universitas PGRI Madiun (Unipma) mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Unipma berhasil memecahkan rekor Muri setelah menggelar kegiatan kuliah umum webinar bersama 35 doktor di kampus tersebut.
Kegiatan kuliah umum webinar itu diselenggarakan delapan hari berturut-turut mulai 15 sampai 23 Juni 2020. Unipma menghadirkan 35 doktor dari berbagai disiplin ilmu untuk mengisi kegiatan itu.
Apa yang dilakukan Unipma ternyata menarik perhatian pihak Muri. Hingga akhirnya Unipma dinyatakan memecahkan rekor Muri.
Kuliah umum ini memiliki tema besar tentang paradigma baru bidang pendidikan, teknologi, ekonomi, sosial budaya, dan hukum pada masa pandemi Covid-19. Jadi, selama delapan hari, puluhan doktor ini membedah materi tentang Covid-19 sesuai bidang ilmu yang dimiliki.
Ingin Masuk Universitas Brawijaya Malang? Baca Ini
“Kita ingin melihat situasi Covid-19 ini dari perspektif keilmuan yang dimiliki Unipma. Mulai dari perspektif pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan hukum. Jadi, 35 doktor ini memberikan materi kepada masyarakat supaya tetap optimistis dalam menghadapi pandemi,” kata Parji saat dihubungi Madiunpos.com, Rabu (24/6/2020).Rektor menambahkan, kampus yang memiliki lebih dari 35 doktor memang banyak. Tetapi, ide untuk membuat kuliah umum webinar dengan menghadirkan puluhan doktor hanya dilakukan Unipma.
“Saya senang kegiatan ini diapresiasi oleh Muri. Apalagi yang memberikan penghargaan ini secara langsung oleh Ketua Muri, Jaya Suprana. Meskipun melalui virtual. Ini bentuk penghargaan luar biasa. Niat kami hanya ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat, supaya kita tetap kreatif dan produktif,” jelas dia.
Ungkap Mahasiswa Terpapar Radikalisme, Ketua LP3M Universitas Jember Dicopot
“Ini juga bisa menjadi daya bangkit. Transformasi digital. Bagi teman-teman guru yang tadinya tidak melek teknologi, hari ini harus dipercepat untuk melek teknologi. Guru dan dosen juga harus melakukan transformasi literasi digital. Ini yang dibutuhkan untuk percepatan,” ujar dia.
Tidak hanya berakhir di acara kuliah umum, lanjut rektor, seluruh doktor yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut harus menuliskan materi presentasi dalam artikel ilmiah yang berstandar.