by Newswire - Espos.id Jateng - Jumat, 5 November 2021 - 22:36 WIB
Esposin, SEMARANG -- Sekitar 2,9 juta pekerja di Jawa Tengah (Jateng) mengaku mengalami imbas dari pandemi Covid-19. Tidak hanya kehilangan lapangan pekerjaan, jutaan pekerja di Jateng itu juga mengalami pengurangan jam kerja.
Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Sentot Bangun Widoyono, dalam siaran persnya, Jumat (5/11/2021).
Sentot mengatakan selama periode Agustus 2020 hingga Agustus 2021, sebagian besar pekerja yang terdampak pandemi tersebut disebabkan oleh pengurangan jam kerja yang jumlahnya mencapai 2,31 juta orang.
Baca juga: Banyak Perusahaan di Jateng Buka Lowongan Pekerjaan Saat PPKM, Cek Linknya
Secara umum, lanjut dia, hingga Agustus 2021 tercatat masih ada 1,13 juta pengangguran dari total 18,96 juta angkatan kerja yang ada di Jateng.
"Dari periode Agustus 2020 hingga Agustus 2021 terdapat penurunan jumlah pengangguran sebesar 85 ribu orang," katanya.
Jika dilihat dari jenis kelamin, menurut dia, tingkat pengangguran terbuka di Jateng didominasi oleh laki-laki. "Itu menunjukkan bahwa perempuan lebih bisa menerima pekerjaan yang tersedia," katanya.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, lanjut dia, lulusan SMK masih mendominasi tingkat pengangguran terbuka di provinsi ini. Ia menilai para lulusan SMK tersebut lebih memilih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.
Baca juga: 1,21 Juta Warga Jateng Pengangguran, Paling Banyak di Daerah Ini
Ia mengungkapkan jika dilihat dari daerahnya, tingkat pengangguran terbuka tertinggi ada di Kabupaten Cilacap, yang mencapai 9,10 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terendah ada di Kabupaten Wonogiri, dengan capaian 2,43 persen.
Dalam kurun waktu Agustus tahun lalu hingga bulan yang sama di 2021, kata dia, tingkat penurunan pengangguran tertinggi terjadi di Kabupaten Sukoharjo.