by Newswire - Espos.id Jateng - Sabtu, 22 Mei 2021 - 10:23 WIB
Esposin, MAGELANG -- Pembukaan Festival Lima Gunung di sumber air Tlompak Gunung Merbabu di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Magelang, ditandai peluncuran Hari Peradaban Desa.
Mengutip Antara, Sabtu (22/5/2021), peluncuran Hari Peradaban Desa dilakukan oleh seniman petani Komunitas Lima Gunung. Festival secara mandiri dan tanpa sponsor itu diprakarsai para seniman petani komunitas yang meliputi kawasan lima gunung mengelilingi Magelang, yakni Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.
Mereka menggelar pembukaan festival yang akan berlangsung selama dua bulan ke depan dengan menerapkan protokol kesehatan. Lokasinya di sumber air dusun setempat di bawah dua tebing setinggi sekitar 30 meter.
Baca Juga : Kelenteng Ini Jadi Cikal Bakal Budaya Tionghoa di Magelang
Hanya para tokoh utama komunitas, beberapa tamu luar desa setempat, dan sejumlah seniman petani dusun yang mengikuti pembukaan agenda tahunan itu. Termasuk inspirator utama yang juga budayawan Komunitas Lima Gunung, Sutanto Mendut,. Jumlah mereka sekitar 50 orang, masing-masing mengenakan pakaian adat Jawa.
Pembukaan festival ditandai dengan proses kirab dengan berdiam (membisu) dari gapura sumber air Tlompak, dipimpin Alip, juru kunci lokasi ziarah warga sekitar itu. Di depan Tlompak mereka duduk bersila di atas tikar.
Sejumlah tokoh melantunkan tembang Jawa diiringi rebab, kenong, dan seruling. Setelah Alip membakar kemenyan dan menaburkan bunga mawar, dilakukan doa dengan dilanjutkan pembasuhan wajah, tangan, dan kaki terhadap para tokoh utama komunitas.
Sekitar 80 anyaman janur aren berupa cakra dibuat para seniman setempat menjadi instalasi seni di tempat tersebut. Sejumlah seniman lainnya dengan mengenakan topeng melakukan performa seni di sejumlah titik keluarnya air yang diwadahi lima gentong, masing-masing dibalut kain aneka warna.
Performa gerak seni mereka dengan bunyi-bunyian dari seruling, bende, dan rebab, mengiring penyair Komunitas Lima Gunung, Lie Thian Hauw (Haris Kertorahardjo), membacakan karya puisinya, "Matematika Air Desa".
Baca Juga : Inilah Jejak Sejarah di Balik Berdirinya Gereja Ayam Magelang
Budayawan Sutanto Mendut mengatakan komunitas yang dirintis lebih dari 20 tahun lalu tersebut, pada pembukaan festivalnya tahun ini meluncurkan "Hari Peradaban Desa", sekaligus sebagai tema untuk pemaknaan penyelenggaraan kegiatan seni budaya tersebut.