by Peni Widarti-bisnis - Espos.id Regional - Kamis, 10 September 2020 - 21:38 WIB
Esposin, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur atau Jatim belum berencana melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB kembali seperti yang akan diterapkan oleh DKI Jakarta.
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Heru Tjahjono, menyatakan belum bisa memberikan keterangan atau komentar terkait jika ada rencana melakukan PSBB di Jatim, terutama di wilayah zona merah.
“Ini saya masih meeting, [PSBB] belum lah, belum ya,” jawabnya singkat saat dihubungi Bisnis/JIBI, Kamis (10/9/2020).
2.488 Personel TNI Disiplinkan Warga Jalankan Protokol Kesehatan
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk kembali menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020.Hal itu mengingkat kondisi kasus konfirmasi positif Covid-19 semakin meningkat.
Dengan diberlakukannya PSBB ketat ini, maka kegiatan publik akan dibatasi seperti pada awal masa pandemi.
Dari angka itu sebanyak 29.071 orang telah sembuh, sebanyak 2.646 orang meninggal dunia, dan 4.995 orang masih dirawat.
Pada bagian lain, Wali Kota Surabaya, Jatim, Tri Rismaharini berencana mengumpulkan jajaran kecamatan dan kelurahan untuk menyikapi penerapan PSBB total yang dilakukan di DKI Jakarta.
Rencananya, Wali Kota Risma menginstruksikan agar jajaran kecamatan dan kelurahan untuk melakukan rapid test dan swab test ketika kedatangan tamu baru, terutama dari Jakarta.
"Jadi sekarang kita sudah berlakukan rapid test dan swab rutin di beberapa tempat. Di perumahan, toko, mal di pasar, di mana saja, kita bergerak. Jadi kita arahkan para tamu itu yang akan menginap harus lakukan itu dulu," ujar Risma, Kamis.
Menurut Risma, peningkatan kasus di Surabaya sudah melandai, bahkan bertahan di zona oranye. Meskipun masih ada penambahan pasien positif baru setiap hari tetapi lebih tinggi angka kesembuhannya.
Awas Calo Berkeliaran! Peserta SKB CPNS Ponorogo Jangan Tergiur Harapan Palsu
Walau begitu, ujar Risma, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan tidak ceroboh dalam menjaga kesehatannya.
"Kita memang tidak boleh ceroboh, tidak boleh kemudian ada reborn atau kembali," imbuhnya.
Tak Pernah Pergi ke Luar Kota, Petani di Madiun Terpapar Covid-19