by Fitroh Nurikhsan - Espos.id Jateng - Senin, 26 Agustus 2024 - 15:34 WIB
ESPOS.ID - More than just publish.
Esposin, SEMARANG — Massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) Jawa Tengah (Jateng) kembali turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan, Senin (26/8/2024). Dalam aksinya itu, massa Geram Jateng bahkan sempat melakukan blokade di jalan Pantura, Kota Semarang.
Semula massa aksi yang mayoritas terdiri dari mahasiswa berbagai kampus di Kota Semarang berkumpul di UIN Walisongo. Mereka kemudian bergerak menyisir jalan pantura sekitar pukul 13.40 WIB.
Menariknya, ketika mulai menyisir jalan Pantura, tepatnya di kawasan Krapyak, Semarang Barat, seorang koordinator aksi mengimbau massa untuk memperlambat laju motor dan berhenti sejenak.
“Berhenti sebentar kita blokade jalan pantura,” seru koordinator aksi yang berdiri di atas mobil kap terbuka.
Sejurus kemudian lagu buruh tani menggema untuk membakar semangat massa aksi. Namun aksi blokade tersebut tidak bertahan lama lantaran kepolisian mendorong massa aksi untuk tidak berhenti.
Sepanjang perjalananan menuju Gedung DPRD Jateng, massa sempat berhenti sejenak, terutama saat melintas di depan Lawang Sewu. Seorang peserta aksi dari UIN Walisongo, M. Ridho Amrullah, mengakui salah satu skema yang telah disepakati massa aksi adalah memblokade jalan pantura.
“Iya, blokade jalan pantura buat memutus rantai [ekonomi] kapitalisme. Terus kita konvoi bareng-bareng buat bikin jalanan macet,” ucap lelaki yang akrab disapa Ridho tersebut.
Ridho kemudian membeberkan terkait beberapa tuntutan massa aksi yaitu mengawal PKPU Pilkada, menolak revisi UU TNI/Polri, segera sahkan RUU Perampasan Aset serta menyoroti perampasan ruang hidup di Jateng.
“Dari banyak hal yang kita tuntut hal. Tapi headline kita turunkan Jokowi,” serunya.
Selain itu, paling penting Ridho menyebut tujuan aksi dari Geram Jateng menduduki gedung DPRD Jateng. Jika berhasil, mereka akan bikin sidang rakyat di dalam gedung tersebut.