by Fitroh Nurikhsan - Espos.id Jateng - Rabu, 7 Agustus 2024 - 14:21 WIB
ESPOS.ID - Seorang pengamat politik sedang melihat data hasil survei Indo Barometer terkait Pilwakot Semarang. Selasa (6/8/2024) (Solopos.com/Fitroh Nurikhsan)
Esposin, SEMARANG — Tak hanya merilis nama-nama bakal calon Wali Kota Semarang dengan elektabilitas tertinggi, Lembaga survei Indo Barometer juga turut merilis tokoh-tokoh Wakil Wali Kota Semarang dengan popularitas tinggi.
Tidak disangka nama Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Ade Bhakti Ariawan memuncaki daftar nama-nama calon Wakil Wali Kota Semarang dengan elektabilitas tertinggi.
Dalam simulasi terbuka atau top of mind, elektabilitas Ade Bhakti Ariawan sebesar 3,0 persen. Mengungguli nama-nama seperti Dico Ganinduto 2,3 persen, Krisseptiana (Tia Hendi) 2,0 persen, Yoyok Sukawi 1,5 persen dan Taj Yasin 0,8 persen.
Demikian pula hasil simulasi tertutup, nama Ade Bhakti Ariawan berada di urutan pertama sebesar 26,8 persen.
Demikian pula hasil simulasi tertutup, nama Ade Bhakti Ariawan berada di urutan pertama sebesar 26,8 persen.
Disusul Krisseptiana (Tia Hendi) 20,0 persen, Arnaz Agung Andrarasmara 2,8 persen, Tazkiyatul Muthmainnah (Mbak Iin) 2,5 persen dan Ady Setiawan (Mas Wawan) 1,5 persen.
Data tersebut disampaikan langsung oleh peneliti Lembaga Survei Indo Barometer, M. Qodari di dalam forum diskusi bertajuk “Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024 Jilid 3”, pada Selasa (6/8/2024).
Adapun metode survei yang menggunakan multistage random sampling dengan wawancara secara tatap muka dilakukan dari 18 hingga 23 Juli 2024 di 16 kecamatan Kota Semarang.
“Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden, dengan margin of error sebesar ±4,90%, pada tingkat kepercayaan 95%,” jelas Qodari.
Hasil survei Indo Barometer itu kemudian ditanggapi oleh salah satu pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono.
Dia menyebut ada dua kekuatan yang mempengaruhi Pilwakot Semarang yakni politik nasional dan lobi-lobi transaksional.
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengatakan dua kekuatan diatas dapat mempengaruhi partai politik dalam urusan menentukan calon wakil wali kota.
“Nanti akan dilihat (menit-menit akhir) pendaftaran. Sejauh mana pengaruh-pengaruh dari pusat tersebut,” ungkapnya.