regional
Langganan

Cerita Wali Murid di Ngawi Keluarkan Rp10 Juta untuk Sewa Kostum Acara NSC 2024 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Yoga Adhitama  - Espos.id Jatim  -  Jumat, 30 Agustus 2024 - 21:20 WIB

ESPOS.ID - Pemerintah Kabupaten Ngawi saat menggelar Ngawi Night Carnival 2023 lalu. (Istimewa/Doc Pemkab Ngawi)

Esposin, NGAWI – Ngawi Specta Carnival (NSC) 2024 akan digelar pada Sabtu (31/8/2024) besok. Acara karnaval yang menampilkan berbagai penampilan menarik itu ditunggu-tunggu masyarakat Ngawi.

Acara tahunan spektakuler yang dipersembahkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi bertajuk Wujud Budaya Ngawi Negeri Pangan Berkelanjutan itu digadang-gadang akan mampu menyamai Jember Fashion Carnaval (JFC) atau Solo Batik Carnaval (SBC).

Advertisement

Namun sayangnya, acara tahunan itu tidak disertai dengan kucuran dana dari penyelenggara untuk para peserta karnaval. Imbasnya, masyarakat yang harus dibebankan untuk menyokong sejumlah iuran serta pendanaan untuk menyewa kostum guna memeriahkan acara Pemkab Ngawi tersebut.

Temuan Esposin, beberapa SMA negeri di Ngawi menarik iuran ke murid demi sekolah ikut dalam karnaval tersebut. Seperti di SMA Negeri 1 Ngrambe yang menarik iuran senilai Rp50.000 per siswa. Selain itu, SMA Negeri 1 Ngawi juga menarik iuran senilai Rp150.000 kepada seluruh siswa.

Advertisement

Temuan Esposin, beberapa SMA negeri di Ngawi menarik iuran ke murid demi sekolah ikut dalam karnaval tersebut. Seperti di SMA Negeri 1 Ngrambe yang menarik iuran senilai Rp50.000 per siswa. Selain itu, SMA Negeri 1 Ngawi juga menarik iuran senilai Rp150.000 kepada seluruh siswa.

Ternyata, siswa di SMAN 1 Ngawi tidak hanya ditarik iuran Rp150.000 saja. Namun, untuk siswa yang menjadi peserta atau maskot dalam karnaval tersebut ditarik uang lebih banyak. Bahkan nilainya mencapai Rp10 juta.

Seorang wali murid SMAN 1 Ngawi, Paimo alias Gus Mo, mengatakan anaknya didapuk sebagai maskot sekolah untuk acara NSC 2024. Dia mengaku harus mengeluarkan uang senilai Rp10 juta untuk mendukung anaknya yang telah ditunjuk sebagai maskot oleh pihak sekolah.

Advertisement

“Saya tahu anak saya jadi maskot ya dari anak saya, katanya ditunjuk untuk menjadi maskot gitu. Lalu saya tanya untuk bajunya [kostum karnaval] bagaimana, katanya sewa dari Jember dan harganya mencapai Rp10 juta, tapi tidak apa apa demi anak bisa diusahakan” ungkapnya beberapa hari lalu.

Selain biaya sewa kostum itu, Gus Mo juga mengaku masih dibebani membayar iuran wajib sebesar Rp150.000. Selain itu, nantinya buah hatinya itu harus menjajal baju karnaval itu langsung ke Jember yang tentunya mengeluarkan biaya lagi.

“Nanti sebelum tanggal 31 itu, kedua anak saya berangkat ke Jember dan Banyuwangi untuk menjajal baju yang akan digunakan untuk karnaval. Minimal untuk uang saku juga harus mengeluarkan uang lagi,” tandasnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Ngawi, Sunarta, mengatakan untuk mendatangkan kostum karnaval dari Jember itu adalah inisiatif dari para siswa yang menjadi maskot untuk tampil maksimal. Pihak sekolah hanya melakukan pendampingan dan tidak mengarahkan ke salah satu penyedia.

“Awalnya memang kostum anak-anak buat dari P5 itu, namun ternyata mereka tidak puas dengan hasilnya. Akhirnya mereka mencari kostum dari Jember dan menyewa sendiri karena penyedia di Ngawi katanya sudah pada penuh pesanan,” ungkapnya kepada Esposin, Kamis (29/8/2024).

Sunarta menerangkan, pihak sekolah memang diundang untuk berpartisipasi dalam NSC 2024 itu, namun dirinya dilema lantaran tidak adanya sokongan pendanaan dari pihak penyelenggara. Akhirnya, ia berkoordinasi dengan komite sekolah dan memutuskan untuk meminta sumbangan kepada wali murid dengan nominal seikhlasnya.

Advertisement

“Kami juga bingung mas, pakai Dana BOS tentu tidak dibenarkan. Memang dari dinas terkait pernah ada semacam seminar untuk pelatihan pembuatan kostum karnaval, pembuatan ornamen-ornamen yang mencerminkan budaya Ngawi. Tapi itu hanya satu hari dan sekali. Selebihnya tidak ada tindak lanjut,” ujarnya.

Sunarta berharap, agar ke depan pemerintah malakukan pembinaan dan pendampingan di sekolah-sekolah untuk menyelenggakan pelatihan-pelatihan pembuatan kerajinan secara rutin. Sehingga nantinya hasil karya para siswa secara orisinil yang ditampilkan dikegiatan karnaval.

“Kalau memang kegiatan Night Carnival ini benar-benar mau dibuat untuk menarik wisatawan dan ajang pamer budaya Ngawi, harusnya jauh-jauh hari sekolah-sekolah itu diajari dan didampingi untuk cara membuatnya. Minimal ada pelatihan rutin yang nantinya hasil dari siswa sendiri yang dipamerkan,” tandasnya.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif