by Adhik Kurniawan - Espos.id Jateng - Rabu, 19 Juli 2023 - 23:29 WIB
Esposin, SEMARANG - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), memberi perhatian serius terhadap kasus kecelakaan antara Kereta Api (KA) Brantas dengan truk trailer di perlintasan sebidang Jalan Madukoro, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (18/7/2023) malam. Dishub Kota Semarang bahkan bakal melarang kendaraan truk tipe lowbed atau lowboy dengan berat di atas 8 ton melintas pada perlintasan sebidang di Jalan Madukoro tersebut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dishub Kota Semarang, Endro P Martanto, kepada Esposin, Rabu (19/7/2023) malam. Ia mengatakan, pelarangan perlu diterapkan untuk mengantisipasi kejadian serupa.
“Tekait larangan [truk melintas], pada akhirnya akan kita berlakukan secara permanen. Utamanya angkutan di atas 8 ton, demi keselamatan dan kebaikan bersama,” aku Endro.
Disinggung kapan larangan tersebut mulai berlaku, Dishub menegaskan bakal secepatnya. Saat ini, pihaknya tengah menyiapkan rambu-rambu untuk pemasangan larangan truk melintas di perlintasan sebidang di Jalan Madukoro tersebut.
Disinggung kapan larangan tersebut mulai berlaku, Dishub menegaskan bakal secepatnya. Saat ini, pihaknya tengah menyiapkan rambu-rambu untuk pemasangan larangan truk melintas di perlintasan sebidang di Jalan Madukoro tersebut.
“Secepatnya. Kita usahakan besok pagi. Artinya sesuai perundang-undangan, begitu dipasang [palang] otomatis berlaku dan mengikat secara hukum,” tegasnya.
Terkait truk yang mogok atau tersangkut di perlintas sebidang Jalan Madukoro, Endro menilai pengemudi tak mengetahui medan jalan tersbebut. Sebab jalan itu dinilai memang berbahaya untuk angkutan berat karena memiliki kontur tanah yang meninggi.
Lebih jauh, Dishub Kota Semarang juga menyampaikan di Jalan Madukoro juga tidak diperuntukan untuk kendaraan besar. Sebab jalan tersebut tidak termausk jalan kelas 1, melainkan masuk jalan konektor.
“Maka sebenarnya imbauan kita sudah jelas. Ada Jalan arteri Soeharso yang jalan kelas 1, peruntukanya untuk kendaraan besar. Kecuali ada hal khusus harus masuk kota [kendaraan berat], ada aturan kendarana itu harus ada pengawalan dari satuan lalu lintas,” pungkasnya.
Sementara itu, warga sekitar Jalan Madukoro, Aris, mengaku perlintasan sebidang di Jalan Madukoro memang rawan bagi truk-truk muatan berat. Sebab kejadian truk tersangkut pada Selasa kemarin bukan yang kali pertama.
“Emang bahaya jalanya itu, agak meninggi soalnya. Sering truk kesangkut. Waktu itu juga pernah [tersangkut], tapi untungnya pas enggak ada kereta lewat, jadi bisa dibantu warga,” imbuh Aris.