by Abdul Jalil - Espos.id Jateng - Senin, 25 April 2022 - 13:20 WIB
Esposin, SEMARANG -- Saat mendengar Kota Semarang, apa yang terlintas di ingatan kalian? Lawang Sewu? Iya benar, Lawang Sewu memang menjadi salah satu landmark yang ikonik di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu.
Bukan karena bangunan tersebut memiliki nilai sejarah. Tetapi bangunan tersebut juga memiliki arsitektur yang indah dan menawan.
Ternyata ikon Kota Semarang bukan hanya Lawang Sewu hlo Sobat Espos. Ternyata ada beberapa tempat yang juga menjadi ikon Kota Semarang. Berikut ini beberapa tempat yang menjadi landmark Kota Semarang:
Tugu Muda ini merupakan saksi sejarah. Pertempuran lima hari di Semarang menjadi salah satu pertempuran yang terjadi untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada Oktober 1945, untuk mengenang pengorbanan rakyat dalam pertempuran lima hari itu, sebuah tugu dibangun di tengah Alun-alun Semarang.
Tugu ini pertama kali dibangun 28 Oktober 1945. Namun tugu tersebut tidak lama berdiri, kemudian dibongkar oleh tentara Belanda. Pembangunan ulang Tugu Muda pada 1950.
Saat ini, kawasan Kota Lama sudah tertata dengan baik. Berbagai fasilitas publik juga telah disediakan oleh pengelola. Jadi cukup nyaman untuk berwisata di Kota Lama.
Tempat ini menawarkan indahnya bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa tahun 1700-an. Bangunan-bangunan itu menjadi saksi bisu sejarah masa kolonial Belanda. Di sekitar lokasi juga ada kanal-kanal air yang dibangun pemerintah kolonial.
Dalam catatan sejarah, Kota Lama ini sudah ramai dari abad ke-17. Saat itu, kawasan ini merupakan salah satu pusat perdagangan di Indonesia. Pada abad ke-18 hingga abad ke-19, banyak pedagang Cina dan Arab yang memenuhi kawasan ini.
Kawasan ini merupakan pusat perbelanjaan dan penginapan serta pusat kuliner. Di sekitar Simpang Lima terdapat berbagai hotel, mal, Masjid Baiturrahman, tempat bioskop, dan lainnya. Selain itu, di sekitar Simpang Lima juga ada banyak PKL yang menawarkan berbagai aneka kuliner khas Semarang dan Jawa Tengah.
Simpang Lima ini merupakan area publik yang sangat ramai dikunjungi warga. Terutama saat akhir pekan dan hari libur. Pada malam hari, akan ada banyak orang yang datang ke Simpang Lima. Selain itu banyak sepeda hias yang unik disewakan.
Kelenteng ini terkenal karena merupakan tempat pemujaan kepada seorang Laksamana dari zaman Dinasti Ming (1368-1643) dalam masa pemerintahan Kaisar Yung Lo (1402-1424) yang bernama Zheng He (1371-1435).
Dalam ceritanya, Laksamana Zheng He atau sering disebut Laksamana Cheng Ho sedang berlayar melewati Laut Jawa dna kemudian merapat ke Pantai Utara Semarang. Sebagai seorang nahkoda yang bergama Islam yang tengah berlayar menjelajah dunia sambil menyebarkan ajaran Islam, Laksmana Cheng Ho kemudian mendirikan sebuah masjid di tepi pantai tersebut yang sekarang telah berfungsi menjadi kelenteng.
Bangunan itu sekarang berada di tengah Kota Semarang diakibatkan Pantai Utara Jawa selalu mengalami pendangkalan yang diakibatkan ada sedimentasi. Sehingga lambat laun daratan semakin bertambah luas ke utara.
Masjid ini setiap hari ramai dikunjungi masyarakat. Baik yang ingin beribadah maupun berwisata. Arsitektur masjid ini memadukan tiga gaya. Arsitektur Jawa diwakilkan pada bagian badan atap masjid yang berbentuk limas serta dasar dasar tiang masjid bermotif batik seperti model tumpal, untuk walang, kawung, dan parang-parangan.
Arsitektur Arab dapat dilihat dari kubah puncah masjid dan dinding masjid yang dihiasi kaligrafi. Sedangkan arsitektur Roma-Yunani terlihat pada desain interior dan pewarnaan sudut-sudut bangunan.
Ciri khas masjid ini adalah memiliki enam buah payung hidrolik jumbo yang berada di teras masjid. Payung yang dapat membuka dan menutup secara otomatis ini mengadopsi model yang ada di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Masing-masing payung memiliki tinggi 20 meter dan bentangan mencapai 14 meter. Payung ini difungsikan sebagai atap saat jumlah jemaah tengah meluap.
Selain itu, majid ini juga memiliki menara Asmaul Husna setinggi 99 meter. Menara yang disebut dengan Al Husna Tower ini terletak di pojok barat daya masjid dan dapat dilihat dari radius 5 kilometer. Keberadaan menara tersebut menjadi simbol kebesaran dan kemahakuasaan Allah SWT.