regional
Langganan

Batik Patron Ambarawa Semarang, Jejaknya Pernah Hilang di Masa Penjajah Jepang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hawin Alaina  - Espos.id Jateng  -  Minggu, 28 Mei 2023 - 18:09 WIB

ESPOS.ID - Siswa SMPN 4 Ambarawa saat membikin batik cap motif dari Patron Ambarawa Semarang. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Esposin, SEMARANG -- Sebagai daerah yang strategis dan menjadikan basis pertahanan di masa penjajahan, Ambarawa menyimpan beragam peninggalan. Salah satunya batik Patron Ambarawa, batik yang sempat hilang jejaknya ketika masa penjajahan Jepang.

Kini batik Patron Ambarawa kembali dihidupkan lagi. Melalui komunitas Batik Patron Ambarawa dan dengan penemuan bekas pabrik dan alat produksinya di wilayah Gamblok, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang Jawa Tengah semakin membuat komunitas tersebut bersemangat.

Advertisement

Ketua Komunitas Batik Patron Ambarawa, Desideria Ari Nur Fitri, mengatakan adanya batik tersebut diketahui pada 2020.

“Saat itu sedang Covid-19 karena ada pembatasan kegiatan. Maka saya banyak membaca buku, apalagi setelah adanya informasi keberadaan Batik Patron Ambarawa, saya semakin tertantang untuk mengungkap sejarah ini,” ungkapnya saat peluncuran Batik Gripatwa Patron Ambarawa di SMP Negeri 4 Ambarawa, Minggu (28/5/2023).

Advertisement

“Saat itu sedang Covid-19 karena ada pembatasan kegiatan. Maka saya banyak membaca buku, apalagi setelah adanya informasi keberadaan Batik Patron Ambarawa, saya semakin tertantang untuk mengungkap sejarah ini,” ungkapnya saat peluncuran Batik Gripatwa Patron Ambarawa di SMP Negeri 4 Ambarawa, Minggu (28/5/2023).

Dari berbagai literasi, diketahui ada dokumentasi terkait Batik Patron Ambarawa di Museum Tropen Leiden Belanda.

“Pendokumentasian saat itu dilakukan pejabat dari Temanggung yang datang ke Ambarawa. Lalu dikerjakan di Belanda,” kata Deri, panggilannya. Dari hasil penelurusan hingga saat ini, diketahui ada 87 motif Batik Patron Ambarawa.

Advertisement

Menurut Deri, Batik Patron Ambarawa memiliki potensi besar sebagai kerajinan khas karena sebagai batik klasik, motifnya tidak ditemukan di daerah lain.

“Kami sedang berjuang ke arah itu. Batik ini menjadi suvenir asli Kabupaten Semarang dan warisan budaya tak benda. Dengan menjadi suvenir, tentu batik ini semakin dikenal,” paparnya.

Meski begitu, dia mengakui ada tantangan terkait pengenalan Batik Patron Ambarawa.

Advertisement

“Sampai saat ini perajinnya hanya ada satu orang sehingga kami menggandeng sekolah agar semakin banyak yang tertarik, terutama untuk belajar produksi batik ini,” kata Deri.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, mengungkapkan akan mendorong dan mendukung Batik Patron Ambarawa sebagai suvenir wisata.

“Kami persiapkan sentra batik di wilayah Karangduren dibekas pasar. Selain itu juga ada pusat pelatihan agar siswa-siswa yang berkunjung semakin tertarik sehingga memiliki keahlian membatik,” ujarnya.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif