by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Sabtu, 6 September 2014 - 17:20 WIB
Harianregional.com, BANTUL—Pemkab Bantul segera menyatakan status siaga bencana kekeringan, menyusul semakin parahnya kondisi kekeringan yang terjadi saat ini.
"Draf surat siaga bencana sudah kami siapkan, Senin (8/9/2014) akan kami sampaikan ke bupati," terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto Jumat (5/9/2014).
Peningkatan status siaga kekeringan itu menyusul semakin parahnya kondisi kekeringan di sejumlah wilayah di Bantul. BPBD mencatat, sedikitnya ada empat desa di Bantul saat ini yang paling parah mengalami kekeringan.
Yaitu, Desa Selopamioro dan Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri serta Desa Srimartani dan Srimulyo Kecamatan Piyungan. "Sumur-sumur warga di sana sudah mengering semua, tidak ada sumber air," paparnya.
Sejumlah desa tersebut hanya sebagian wilayah di Bantul yang dilanda kekeringan, belum termasuk desa-desa lainnya seperti yang terdapat di Pleret atau di Kecamatan Pandak.
Selain semakin parahnya kondisi kekeringan, perlunya meningkatkan status siaga bencana, menurut dia, karena otoritas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan peringatan kemarau panjang hingga Oktober. Lamanya kemarau tahun ini di antaranya disebabkan efek badai El Nino.
Peningkatan status siaga bencana tersebut, kata Dwi, harus mendapat persetujuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat serta DIY.
Lantaran peningkatan status bencana akan terkait dengan peningkatan kesiapsiagaan petugas di lapangan hingga anggaran.
BPBD, lanjutnya, sudah menyiapkan sejumlah program penanganan bencana bila status siaga dimulai. Di antaranya melakukan pengeboran sumur di empat titik wilayah kekeringan di Bantul guna mendapatkan sumber air.
"Ada empat titik yang akan dilakukan pengeboran, tapi wilayahnya mana saja saya tidak hafal," paparnya.