regional
Langganan

Atasi Risiko Kekeringan, Jateng Dapat Jatah Bantuan 35.000 Ton Beras - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Selasa, 30 Juli 2024 - 18:04 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi penjual beras. (Freepik)

Esposin, SEMARANG – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah (Jateng), bakal menggelontorkan bantuan sebanyak 35.000 ton beras untuk menanggulangi bencana kekeringan di wilayahnya.

Setidaknya, akan ada 3,5 juta kepala keluarga (KK) yang akan memperoleh bantuan pangan berupa beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu.

Advertisement

Kepala Dishanpan Jateng, Dyah Lukisari, mengatakan setiap penerima manfaat akan mendapatkan jatah bantuan 10 kilogram beras. Ini merupakan kegiatan pemberian bantuan untuk membantu masyarakat mengatasi kekeringan ekstrem yang berpotensi melanda pada Agustus sampai akhir tahun nanti.

“Nantinya akan dialokasikan pada Agustus, Oktober dan Desember. Setiap penerima manfaat dapat jatahnya 10 kilo beras. Sedangkan kami akan mengoptimalkan pompa-pompa bantuan dari Kementan,” kata Dyah kepada wartawan, Senin (29/7/2024).

Advertisement

“Nantinya akan dialokasikan pada Agustus, Oktober dan Desember. Setiap penerima manfaat dapat jatahnya 10 kilo beras. Sedangkan kami akan mengoptimalkan pompa-pompa bantuan dari Kementan,” kata Dyah kepada wartawan, Senin (29/7/2024).

Tak hanya itu, Dishanpan Jateng juga akan mencari solusi selama puncak kemarau dengan menyalurkan bantuan pangan dari cadangan beras milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Namun, jumlah bantuan ini masih dikaji ulang karena perlu mensinkronkan pendataan dari Kementerian Sosial (Kemensos).

“Kalau kami pas paceklik akan mengeluarkan bantuan pangan dari beras cadangan Pemprov,” imbuhnya.

Advertisement

“Kalau kemarau sudah diantisipasi Kementan dan Dishanpan. Apabila misalnya produksi berasnya tidak mendukung melalui program masing-masing nanti bantuan pangan Bapanas, bantuannya keluar pada Agustus, Oktober, dan Desember,” paparnya.

Maka dari itu, Dyah mengimbau kepada warga Jawa Tengah untuk turut mendukung penghematan konsumsi melalui program Stop Boros Pangan. Caranya dengan belajar mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan agar tidak terbuang sia-sia.

“Ya kita harus ikut program stop boros pangan. Kalau bahan pangan terbatas kemudian kita boros maka akan berkurang. Maka harus konsumsi pangan yang benar-benar habis agar tidak terbuang sia-sia,” tandasnya.

Advertisement

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif