regional
Langganan

Ada Penyimpangan Nilai di Partai, PBNU Singgung Sejarah Berdirinya PKB - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id Jatim  -  Senin, 19 Agustus 2024 - 18:03 WIB

ESPOS.ID - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bersama Wakil Ketua Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar memberikan keterangan di Surabaya, Senin (19/8/2024). (ANTARA/Willi Irawan)

Esposin, SURABAYA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didesak supaya mau mengembalikan kepemimpinan ulama di partai tersebut. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf seusai bertemu dengan Rais Aam PBNU serta kiai sepuh di Kantor PCNU Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/8/2024).

"Kami tadi melaporkan kepada kiai sepuh yang hadir dari seluruh Indonesia, dan kemudian para kiai secara penuh memerintahkan kepada kami untuk melanjutkannya ikhtiar-ikhtiar itu sampai sungguh-sungguh bisa tercapai agregasi dari aspirasi para kiai itu, yaitu dikembalikannya kepemimpinan ulama dalam PKB," kata Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf.

Advertisement

Dia menyampaikan upaya tersebut akan terus dilakukan hingga aspirasi dari PBNU ke PKB itu benar-benar terwujud.

"Tidak akan berhenti sampai berhasil. Mandat dari kiai adalah bahwa kami harus terus berikhtiar, dan tidak boleh berhenti sampai berhasil," ucapnya seperti diberitakan Antara.

Advertisement

"Tidak akan berhenti sampai berhasil. Mandat dari kiai adalah bahwa kami harus terus berikhtiar, dan tidak boleh berhenti sampai berhasil," ucapnya seperti diberitakan Antara.

Sementara itu, Wakil Ketua Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar mengatakan langkah yang diambil tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki hubungan antara NU dan PKB.

Menurutnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam memperbaiki hubungan NU dan PKB ini adalah sebuah langkah organisatoris yang didasari atas berbagai fakta-fakta sejarah, yang dilakukan sebelum partai itu dilahirkan.

Advertisement

Dalam aspirasi tersebut, kata dia, waktu itu ditindaklanjuti oleh PBNU dengan membentuk Tim 5 yang diketuai oleh KH Ma'ruf Amin. Tim itu kemudian melahirkan konsep yang akhirnya menjadi PKB, dan dideklarasikan oleh pengurus besar yang deklaratornya antara lain adalah KH Ilyas Ruchiyat, KH Muchith Muzadi, KH Bisri Mustofa dan KH Abdurrahman Wahid.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa PBNU waktu itu menginstruksikan PWNU seluruh Indonesia beserta pimpinan cabangnya agar memfasilitasi terbentuknya PKB di seluruh Indonesia. Partai tersebut kemudian dibekali AD/ART dan nilai-nilai moral.

"Keterangan saya ini artinya, menguatkan sebuah realitas bahwa hubungan antara NU dengan parpol yang namanya PKB ini adalah sebuah hubungan kesejarahan, hubungan organisatoris hubungan ideologis dan lain-lain. Sehingga kalau ada orang yang sekarang mengatakan, tidak ada hubungan PKB dengan NU, itu sebuah pertanyaan ahistoris yang tidak bisa diterima oleh sebuah realitas kehidupan," ujarnya.

Advertisement

Saat ini, tegas dia, telah ada penyimpangan, yakni menghilangkan kepemimpinan ulama yang telah diamanatkan oleh founding father terdahulu.

"Sehingga akhirnya, peran ulama menjadi hilang dan dalam keputusan-keputusan strategis partai tidak ada peran ulama mengambil keputusan, semua diambil alih oleh Ketum. Penyimpangan ini tentu tidak boleh terjadi, karena memang fitrah atau PKB dibuat itu aslinya adalah untuk memberi wadah kepada parah ulama menyalurkan aspirasi politik," ucapnya.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif