by Yesaya Wisnu - Espos.id Jateng - Rabu, 1 Juni 2022 - 15:05 WIB
Esposin, BANYUMAS – Gunung Slamet dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang membentang di lima kabupaten di Jawa Tengah disebut sebagai yang paling angker di Pulau Jawa. Gunung tertinggi yang berada di Kabupaten Brebes, Banyumas, Tegal, Pemalang, dan Purbalingga itu diselimuti kisah misteri.
Keangkeran Gunung Slamet ini berdasarkan kepercayaan penduduk setempat dan juga pengalaman para pendaki. Konon, terdapat kerajaan gaib yang bisa dimasuki melalui pintu gerbang berupa dua pohon besar di sana.
Mereka yang sengaja atau tidak sengaja memasuki pintu gerbang tersebut akan tersesat dalam dimensi gaib dan kemungkinan tidak akan bisa kembali lagi. Selain itu, kisah misteri juga menyelimuti pos 4 jalur pendakian Gunung Slamet.
Saking angkernya, pos 4 Gunung Slamet tidak direkomendasikan untuk dijadikan tempat beristirahat atau berkemah. Jika nekat, pendaki bisa saja diganggu mahkluk gaib penunggu pos tersebut.
Baca Juga: Cantik! Ini 5 Objek Wisata Alam di Blora
Pos ini ditandai dengan pohon besar yang sejajar menyerupai pintu gerbang yang konon dipercaya sebagai pintu gerbang gaib menuju kerajaan demit. Bahkan, tidak jarang jika mahkluk-mahkluk gaib ini sering menunjukan wujudnya yang samar-samar. Berdasarkan cerita dari para pendaki, ada yang merasa seperti jalan di tempat saat melewati pos pendakian tersebut.
Baca Juga: Jejak Sunan Prawoto, Raja Keempat Kesultanan Demak Asal Pati
Banyak warga yang menginginkan ‘slamet’ atau selamat seperti nama gunung tersebut sehingga banyak meletakkan sesajen agar gunung tersebut tidak meletus. Selain itu, banyak warga yang melakukan pertapaan di sejumlah petilasan yang ada di Gunung Slamet untuk mencari wangsit supaya memperoleh berkah dalam kehidupan.
Kepercayaan ini muncul sejak adanya ramalan Jayabaya yang meramalkan jika Gunung Slamet meletus, maka Pulau Jawa akan terbelah. Ramalan ini telah ada sejak zaman Kerajaan Kediri dan masih dipercaya oleh penganut Kejawen atau kepercayaan tradisi Jawa kuno hingga sekarang.