by Wahyu Prakoso - Espos.id Regional - Rabu, 30 September 2020 - 02:20 WIB
Esposin, SOLO — Komisi D DPRD Jateng, Selasa (29/9/2020), menggelar diskusi untuk mengelola dan penanganan dampak Sungai Bengawan Solo di Alila Solo, Jl. Slamet Riyadi No.562, Solo. Diskusi itu menyandang tajuk Forum Komunikasi Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Timur dalam Pengelolaan dan Penanganan Dampak Sungai Bengawan Solo.
Sejumlah narasumber berdiskusi secara virtual dalam diskusi DPRD Jateng terkait Bengawan Solo itu. Terlibat dalam diskusi online itu Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak.
Setelah 11 Tahun , MAMA 2020 Digelar di Korea Selatan Lagi
Bengawan Solo atau mestinya ditulis Bengawan Sala adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa. Sungai ini bermula di dua hulu sungai, yaitu dari daerah Pegunungan Sewu, Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah dan Ponorogo di Jawa Timur. Sungai besar ini bermuara di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Secara garis besar, sungai sepanjangnya 548,53 km ini mengaliri dua provinsi, yaitu Jateng dan Jatim sekaligus. Wilayah alirannya bisa dibagi menjadi tiga bagian. Di wilayah hulu, aliran sungai ini melintasi Wonogiri dan Karanganyar, Boyolali, Sragen, Klaten di Jateng, serta Ponorogo di Jatim.
Astronom Temukan Planet Mirip Bumi dengan Orbit 3,14 Hari
Ketua Komisi D DPRD Jatim, Kuswanto, mengatakan Komisi D memiliki target menghilangkan rasa khawatir akibat banjir warga sekitar Bengawan Solo. Sinergi untuk mencari solusi sudah dijalankan antara dinas-dinas terkait dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
“Kami bersyukur langsung berhadapan dengan pemegang kebijakan. Kami berharap empat tahun ke depan tidak ada musibah banjir. Kami menginginkan pimpinan tertinggi daerah bisa mengalokasikan untuk perencanaan yang akan kami buat,” paparnya.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos