by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 4 Maret 2016 - 06:20 WIB
Tips pendidikan mengajarkan dua bahasa bagi anak.
Harianregional.com, SLEMAN-Masyarakat kerap khawatir terhadap stimulasi dua bahasa untuk anak.
Mereka kerap bertanya, apakah tidak terlalu kecil bagi anak untuk belajar lebih dari satu bahasa, apakah anak tidak bingung, bagaimana jika mereka mencampurkan dua bahasa, bagaimana agar anak mau mencoba, dan mereka pun juga mempertanyakan bagaimana dengan orang tua yang tidak berbahasa Inggris atau tidak menguasai asing lainnya.
Head of Preschool Olifant Dewi Setyorini mengatakan, belajar bahasa berarti belajar budaya. Dengan mempelajari lebih dari satu bahasa, pemahaman anak terhadap keterbukaan terhadap budaya semakin luas.
“Bahasa adalah jembatan untuk koneksi dengan dunia luar. Belajar banyak bahasa, membuka pintuk koneksi dengan dunia lintas negara,” kata Dewi dalam rilis yang diterima Harianregional.com, Rabu (2/3/2016).
Belajar lebih dari satu bahasa bermanfaat bagi anak saat mereka masih kecil karena pusat bahasa anak sangat terbuka dan sangat aktif menyerap suara sampai umur enam tahun. Stimulasi seperti membacakan buku, mengenalkan kosa kata atau mengajak berbicara dengan bahasa kedua (seperti Bahasa Inggris) akan sangat bermanfaat untuk anak dan investasi yang baik untuk masa depan anak.
“Bahasa ibu penting dikuasai untuk pembentukan jati diri dan identitas diri. Namun, bukan berarti sama sekali tidak boleh belajar bahasa kedua atau ketiga,” jelasnya.
Anak cenderung menikmati stimulan bahasa jika atmosfer dalam memberikan stimulasi bahasa diberikan secara nyaman dan menyenangkan. Meski masih kecil, jika ketertarikan terhadap bahasa sudah dibangun dalam keluarga, bahasa kedua akan mudah diserap. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai anak merasa terbebani dalam belajar bahasa asing.
Jika keluarga membantu memilah penggunaan bahasa yang berbeda, anak juga akan mencontoh dan pada akhirnya memilah penggunaan bahasa yang berbeda juga. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak belajar dari modeling dan meniru dari orang terdekatnya.
“Konsisten adalah kunci utama mengajarkan dua bahasa,” katanya.
Kunci utama dalam mengajarkan bahasa asing adalah jangan fokus pada grammar. Biarkan grammar menjadi tahapan selanjutnya yang dipelajari di pendidikan formal. Biarkan proses belajar bahasa tampak sederhana namun menyenangkan. Untuk itu perlu keterlibatan keluarga dalam menciptakan penguasaaan bahasa kedua.