regional
Langganan

Ribuan Orang Melakukan Tirakat di Alas Ketonggo Ngawi saat Malam Satu Sura - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Yoga Adhitama  - Espos.id Jatim  -  Selasa, 9 Juli 2024 - 20:02 WIB

ESPOS.ID - Ratusan orang saat melakukan ritual kungkum di Kali Tempur Sedalem Alas Srigati, Selasa (9/7/2024).(Solopos.com/Yoga Adhitama)

Esposin, NGAWI – Alas Ketonggo atau biasa disebut dengan Alas Srigati selalu ramai dikunjungi para peziarah setiap memasuki tahun baru Hijriyah atau biasa dikenal dengan bulan Sura. Para peziarah itu bisa melakukan wisata spiritual dengan melakukan ritual tertentu untuk lelaku dan tirakat.

Kawasan hutan jati yang berlokasi di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tersebut dinilai memiliki kekuatan magis, untuk sejumlah pelaku spiritual. Tempat itu juga dipercayai masyarakat sekitar sebagai petilasan Prabu Brawijaya V sebelum melakukan perjalanan ke Gunung Lawu.

Advertisement

Kurang lebih berjarak 100 meter dari pintu gerbang alas Ketonggo, terdapat tempat Pertapaan Palenggahan Agung yang di dalamnya terdapat benda-benda kerajaan yang dipercayai peninggalan Raja Bhre Kertabumi atau yang lebih dikenal Prabu Brawijaya V. Benda-benda itu di antaranya, mahkota, tombak, serta payung kerajaan.

Praktisi Spiritual Alas Ketonggo, Arif Sunardianto, mengatakan ribuan orang dari berbagai penjuru Nusantara memadati tempat itu setiap bulan Sura. Para pengunjung biasanya datang ke Alas Srigati untuk melakukan ritual sembahyang dan tirakat.

“Malam satu Suro kemarin aja kalau 1.500 sampai 2.000 orang ada, diperkirakan meningkat lagi pada saat malam purnama dan akhir bulan Sura. Kalau pengunjung kebanyakan datang kesini untuk beribadah dan sembahyang dengan tata cara orang Jawa. Salah satunya kungkum di Kali Tempur Sedalem,” katanya kepada Esposin, Selasa (9/7/2024).

Advertisement

Kungkum di Kali Tempur Sedalem sendiri merupakan salah satu ritual yang banyak dilakukan peziarah. Selain untuk meditasi, ritual itu juga dimaksudkan untuk mensucikan diri dari berbagai nasib buruk atau halangan yang dipercaya bisa menimpa seseorang.

“Kalau untuk mandi di Kali Tempur itu, tergantung niat dan kepercayaan masing-masing. Kalau mandi itu yang jelas menghilangkan sengkolo dan untuk bersuci. Namun kalau ada kemasan-kemasan lain itu sudah hak pribadi,” paparnya.

Arif menegaskan, tradisi ini patut dipertahankan untuk menguri-uri dan mempelajari sejarah tentang perjalan Prabu Brawijaya V dalam menuju moksa di Gunung Lawu. Sepatutnya, para peziarah tidak salah kaprah jika berkunjung ke Alas Srigati.

Advertisement

“Tradisi ini sebetulnya digunakan untuk menguri-uri kebesaran beliaunya, khususnya di Jawa pernah berdiri sebuah kerajaan yang besar yang dipinpin oleh raja dengan segala keagungannya, kearifannya. Dan di Kali Tempur Sedalem ini tempat Prabu Brawijaya V siram jamas sebelum melanjutkan perjalanannya,” tandasnya.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif