by David Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 26 Juni 2014 - 14:49 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL—Retribusi objek wisata bocor kemungkinan masih terjadi karena menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindarkan.
Mantan Ketua Panitia Khusus Rancangan Peraturan Daerah Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Gunungkidul, Suhardono, mengatakan meski ada kemungkinan tersebut, saat ini mencari cara untuk menanggulangi adalah langkah terbaik.
“Diperlukan pengawasan yang lebih ketat supaya penyimpangan-penyimpangn itu dapat ditanggulangi. Caranya, selain inspeksi berkelanjutan, juga perlu memanfaatkan penggunaan teknologi dalam pengontrolan,” ujarnya kepada Harianregional.com, Rabu (25/6/2014).
Namun, untuk menggunakan tekhnologi e-ticketing dia menilai masih jauh. Pasalnya, program tersebut membutuhkan alokasi anggaran yang sangat besar. Jadi, penggunaan alat itu bukan hal yang mendesak, karena masih bisa menggunakan cara yang lain dan lebih murah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul Sujarwo tidak menampik bila kebocoran-kebocoran itu bisa terjadi. Namun, dia telah menetapkan beberapa program supaya kebocoran yang terjadi bisa diminimalisir. Caranya, selain menyiapkan sumber daya manusia yang terampil, disiplin serta memiliki dedikasi yang tinggi, diperlukan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan. Selain itu, dalam penyusunan target pendapatan akan lebih diperketat lagi.
“Target pendapatan yang ditentukan adalah salah satu upaya dalam penilaian kinerja petugas retribusi. Jadi, bila kinerjanya baik maka target yang dibebankan akan terpentuhi, malahan bisa melebihinya,” katanya.