regional
Langganan

Punya Gelar Profesor, Sonny Eli Zaluchu Selesaikan Doktor di UKSW Salatiga

by Hawin Alaina  - Espos.id Jateng  -  Jumat, 26 April 2024 - 17:49 WIB

ESPOS.ID - Rektor UKSW Salatiga Prof Intiyas Utami saat mewisuda Prof Sonny Eli Zaluchu di Balairung Universitas UKSW Salatiga, Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Espos.id, SALATIGA – Tidak pernah berhenti untuk terus belajar, mungkin menjadi kata yang tepat untuk menggambar Prof Sonny Eli Zaluchu.

Pria asal Kepulauan Nias, Sumatra Utara itu berhasil meraih gelar doktor Sosiologi Agama di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

Advertisement

Padahal dirinya sendiri telah menyandang gelar profesor dalam ilmu teologi dengan disiplin ilmu sebelumnya doktor transformasi sosial.

Sonny sapaan akrabnya, pada Kamis (25/4/2024) menjadi salah satu wisudawan periode II 2024, bersama 537 mahasiswa lain.

Advertisement

Sonny sapaan akrabnya, pada Kamis (25/4/2024) menjadi salah satu wisudawan periode II 2024, bersama 537 mahasiswa lain.

Ketika ditemui Espos.id, di sela-sela acara wisuda, Prof Sonny mengaku tidak malu untuk kembali lagi menjadi mahasiswa, setelah menyandang gelar guru besar.

“Saya ini kan seorang pembelajar, senang belajar, kalau saya berhenti belajar saya malah bisa stress, itulah sebabnya saya mengambil kuliah lagi di Satya Wacana,” kata Prof Sonny, Kamis (25/4/2024).

Advertisement

“Perasaannya (wisuda) biasa aja. Tapi ada yang berbeda saja. Karna saya diwisuda setelah mencapai gelar guru besar,” terang pria yang juga menjadi dosen di STT Baptis Indonesia, Semarang ini.

Prof Sonny mengaku, sebagai orang yang berasal dari daerah 3 T yakni tertinggal, terluar, dan ter-pinggir di Indonesia atas pencapaian yang dia dapatkan diharapkan dapat menjadi motivasi putra putri bangsa dari wilayah 3 T.

Dalam meraih gelar doktornya di bidang sosiologi agama itu, kata Prof Sonny, dirinya mengambil disertasi dengan judul Agama Digital dan Rekonstruksi Praktik Beragama : Analisis Sistematik Literature Review SLV.

Advertisement

Hal itu disebabkan karena adanya fenomena kecenderungan orang beragama dari cara tradisional ke modern.

“Dunia ini sedang memasuki budaya digital. Kita masuk dalam di dunia berbeda, ada dunia riil dan dunia digital. Semua bagian dari masyarakat berubah termasuk agama. Contohnya kita di Kristen, dulu kalau ke gereja harus ke gedung gereja. Sekarang kita bisa ke gereja bisa menggunakan zoom,” jelas Prof Sonny.

Hal itulah yang membuat dirinya tertarik untuk meneliti soal tersebut. Sebab dirinya juga sebagai pendeta dan melihat fenomena itu terjadi saat ini.

Advertisement

Dirinya melakukan riset soal agama digital ini selama 3 tahun. Dengan disertasi itu Prof Sonny sendiri mendapatkan nilai IPK 3,96.

“Setelah ini, menjadi tantangan ya. Karena setelah menjadi guru besar ini yang lamar banyak. Belum tahu nanti akan tetap mengajar di tempat yang lama atau berkarya di tempat yang lain,” tandas Prof Sonny.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif