by Abdul Jalil - Espos.id Regional - Kamis, 20 Oktober 2022 - 20:23 WIB
Esposin, MADIUN -- Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti didirikan oleh R. Totong Kiemdarto di Kota Madiun, Jawa Timur. Perguruan silat ini lahir pada 15 Januari 1980.
Perguruan silat Kera Sakti ini menjadi salah satu peguruan besar yang berpusat di Madiun. Anggotanya kini mencapai satu juta orang.
Didirikan oleh seorang warga asli Jawa yang memiliki kedekatan dengan keluarga etnis Tionghoa menjadikan aliran perguruan silat ini memang sedikit berbeda dibandingkan dengan perguruan silat lainnya.
Ketua Umum IKSPI Kera Sakti, Bambang Sunarja, mengatakan Totong Kiemdarto merupakan sosok sentral dalam pendirian perguruan silat Kera Sakti. Sebelum mendirikan IKSPI Kera Sakti, Totong memang sudah lama belajar pencak silat di beberapa perguruan silat yang usianya lebih tua di Madiun.
Ketua Umum IKSPI Kera Sakti, Bambang Sunarja, mengatakan Totong Kiemdarto merupakan sosok sentral dalam pendirian perguruan silat Kera Sakti. Sebelum mendirikan IKSPI Kera Sakti, Totong memang sudah lama belajar pencak silat di beberapa perguruan silat yang usianya lebih tua di Madiun.
“Beliau ini dekat dengan warga etnis Tionghoa. Beliau juga memang suka dengan kung fu,” kata dia, Rabu (19/10/2022).
Baca Juga: Berdiri Tahun 1980, Anggota Perguruan Silat Kera Sakti Kini Capai 1 Juta Orang
Metode latihan IKSPI Kera Sakti terdapat lima tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi, yakni tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan enam bulan, tingkat dasar II sabuk kuning dengan lama latihan enam bulan, warga tingkat I sabuk biru dengan lama latihan satu tahun, warga tingkat II sabuk merah, dan warga tingkat III sabuk merah strip merah.
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar I harus melewati tiga tahapan penting di dalam latihan, yakni:
Latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati tiga tahapan penting dalam latihan, yaitu:
Sedangkan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan, kecepatan, dan refleksi gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh diketahui warga tingkat II ke atas dan tidak dapat disebarkan kepada warga umum.
Sedangkan latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan dari pengembangan, kecepatan dan reflek gerakan jurus maupun kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat ini juga dirahasiakan atau tidak bisa diketahui secara umum.
“Falsafah IKSPI Kera Sakti itu adalah warga IKS dapat patah tangannya, dapat patah kakinya, tetapi tidak dapat ditaklukkan selama tidak patah IKS-nya,” jelas Bambang.