by Bernadheta Dian Saraswati Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Minggu, 22 November 2015 - 21:20 WIB
Kesalahan teknis terjadi saat segmen pertama. Saat cawabup nomor urut dua, Sri Muslimatun, menyampaikan visi misinya, ternyata gambar tidak tampil di layar kaca. Padahal saat cawabup nomor urut satu, Danang Wicaksana Sulistya, juga menyampaikan visi misi sebelumnya, gambar dan suara tampak jelas di layar kaca.
Hal tersebut membuat Muslimatun harus mengulang kembali atas permintaan pihak penyedia jasa televisi. Mendengar hal itu, Cabup nomor urut satu, Yuni Satia Rahayu, yang hadir di lokasi debat meminta agar penyampaian visi misi cawabupnya diulang. "Nomor satu juga juga harus diulang dong," kata Yuni, Sabtu malam.
Namun pihak penyedia jasa televisi tidak meloloskan permintaan itu karena justru menimbulkan ketidakadilan mengingat tayangan Danang sudah terlihat jelas.
Selama debat berlangsung, pendukung Danang kerap memunculkan bunyi-bunyian dari permainan kitiran bambu yang mereka bawa. Meski pihak penyedia jasa televisi telah mengingatkan namun pendukung masih membangkang.
Hal yang sama juga terjadi pada pendukung Muslimatun yang dipimpin Cabup Sri Purnomo. Usai Muslimatun menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan moderator, mereka langsung menyambut dengan tepuk tangan padahal hal tersebut dilarang. Pengarah acara pun terpaksa memberi tulisan harap tenang kepada mereka.
"Setelah debat ini akan kita lakukan evaluasi bersama dengan penyedia jasa televisi," kata Ketua KPU Sleman, Ahmad Shidqi usai acara.