by Peni Widarti Jibi Bisnis - Espos.id Regional - Kamis, 25 Juni 2015 - 20:11 WIB
Madiunpos.com, SURABAYA – Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tengah menggenjot program gerakan botanik pada tanaman padi dan holtikultura tahun ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi Bondowoso 2015, yakni 6,3%-6,6%.
Bupati Bondowoso Amin Said Husni menjelaskan gerakan botanik tersebut akan menciptakan nilai tambah komiditi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani hingga Rp7.000/kg atau Rp19.843.000/ha.
“Kami ingin agar branding Bondowoso sebagai penghasil beras organik makin kuat. Bahkan dengan menggenjot program ini, ada peluang lain yakni pengembangan agrowisata,” katanya kepada Bisnis, Rabu (24/6/2015).
“Kami ingin agar branding Bondowoso sebagai penghasil beras organik makin kuat. Bahkan dengan menggenjot program ini, ada peluang lain yakni pengembangan agrowisata,” katanya kepada Bisnis, Rabu (24/6/2015).
Dia menambahkan, program botanik juga dapat menambah lapangan pekerjaan di antaranya seperti pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati yang bisa menyerap pekerja 4 orang/hektare, processing yang membutuhkan 4 orang pekerja/ha, hingga pemasaran pupuk sebanyak 6 orang/ha. Sehingga total pekerja adalah 14 orang/ha.
“Selain itu, produktifitas lahan lebih tinggi dari rata-rata kabupaten sebesar 5,9 ton/Ha, sedangkan di Kawasan Klaster Organik sebesar 6,5 ton/Ha,” imbuhnya.
“Tahun ini konversi lahan organik seluas 20 ha, dan ditargetkan seluruhnya lolos sertifikasi. Program kami sampai 2018 dengan mengkonversi lahan organik setiap tahun setidaknya 20 ha,” jelasnya.
Tahun ini pun pengembangan lahan untuk tanaman organik dilakukan di Desa Taal – Tapen, sedangkan holtikultura organik ada di Desa Mangli- Pujer.
Adapun produksi tanaman organik yang telah dihasilkan di Bondowoso selama ini di antaranya seperti beras organik dan olahannya yang meliputi beras putih, beras merah, beras ketan, dan olahan tepung beras, sedangkan sayur organik seperti selada, sawi, kacang panjang, terong, mentimun, kangkung dan ubi organik.
Sementara untuk buah organik yang dikembangkan yakni mangga, rambutan, alpukat, pisang, nangka, papaya, blimbing, kelapa, jambu air, jambu mete dan olahan jus organik.