Esposin, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mencatat ada puluhan gempa terdeteksi di Jawa Tengah (Jateng) per bulannya.
Adapun kekuatan gempa yang termonitoring di sejumlah kabupaten/kota tersebut masih dibawah 5 magnitudo.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Hal itu disampaikan Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo, kepada Esposin, Rabu (4/9/2024).
Ia mengatakan, gempa yang terjadi di Jawa Tengah rerata didominasi oleh sumber lempeng atau selatan Jawa.
“Catatan gempa 2024, wilayah Jateng, rata-rata per bulan 40-50 kejadian gempa, kekuatannya dibawah 5 [magnitudo],” kata Heri.
Sedangkan gempa dengan kekuatan di atas 5 magnitudo, seajuh ini belum terjadi di Jateng. “Di atas lima, hanya kemarin di Gunung Kidul itu, rerata masih di bawah 5,” sambunynya.
Kendati demikian, Heri meminta masyarakag tak perlu panik namun, tetap waspada. Masyarakat tetap dipersilakan melakukan aktivitas di pantai maupun aktivitas-aktivitas umum lain.
“Kan ramai itu ya sekarang katanya tak boleh wisata, karena banyak beredar di medsos [media sosial] kita tak boleh ke pantai, tapi silahkan sebenarnya, karena untuk gempa belum bisa diprediksi kapan terjadinya. Tetapi, potensi ada, makanya tingkatkan kesiapsiagaan seperti Surat Edara (SE), menyiapkan jalur-jalur evakuasi, edukasi masyarakat terus menerus. Karena kita tidak tahu, karena potensi ini jangan dimaknai terjadi gempa bumi dan tsunami, akan tetapi tingkatkan kewaspadaan kita,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintan Provinsi Jawa Tengah atau Pemrpov Jateng, mengeluarkan surat edaran (SE) tentang langkah dan upaya kesiapsiagaan seluruh instansi dan masyarakat terkait ancaman gempa megathrust.
SE Pemprov Jateng itu tertulis nomor 360.0/2094 tertanggal 28 Agustus 2024 dan ditandatangani Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno.