Esposin, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), mengeluarkan surat edaran (SE) tentang langkah dan upaya kesiapsiagaan seluruh instansi dan masyarakat terkait ancaman gempa megathrust.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun meminta masyarakat tetap waspada namun tak perlu panik.
Adapun SE Pemprov Jateng itu tertulis nomor 360.0/2094 tertanggal 28 Agustus 2024 dan ditandatangani Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno. Pengeluaran SE untuk merespons informasi dari BMKG terkait zona megathrust.
Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo, mengatakan ada tiga segmen gempa megathrust berkekuatan 8 magnitudo yang berpotensi mengguncang pesisir pantai selatan (Pansela) Jawa Tengah (Jateng). Yakni zona megathrust Selat Sunda Banten, East Central Java dan West Java.
“Itu sebenarnya sudah dari dulu ada dan menjadi sumber gempa. Tentunya dengan adanya edaran itu, bahwa masyarakat tidak boleh panik atau ketakutan berlebih, karena wilayah selatan Jawa, memiliki potensi gempa akibat sumber megathrust,” kata Heri kepada Esposin, Rabu (4/9/2024).
Heri melanjutkan, megathrust adalah sumber dari kemunculan gempa. Maka, suka tak suka atau mau tak mau, masyarakat yang berada di Pansela secara tektonik wilayahnya memang aktif terjadi gempa atau rawan gempa humi.
“Dapat kita lihat ada gempa kemarin di Gunungkidul. Dan kami monitoring, memang hampir tiap hari kejadian gempa. Maka dengan tahu sumber gempanya, upaya kewaspadaan, kesiapsiagaan dan mitigasinya harus dilakukan terus menerus, masyarakat tak boleh panik karena kita berada di lokasi tingkat kegempaan relatif tinggi,” sambungnya.
Heri juga membenarkan bahwa gempa megathrust ini berpotensi memunculkan tsunami. Namun, ia tak bisa memprediksi kapan kemunculan tersebut.
“Kalau dengan adanya megathrust ini, potensi beda dengan prediksi ya, prediksi bisa tentukan kapan waktunya, kalau potensi kita tahu ancamannya, tapi tak tahu kapan terjadinya,” ujarnya.