by Bernadheta Dian Saraswati Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 30 Juni 2017 - 23:55 WIB
Gangguan penerbangan berupa balon udara perlu terus disosialisasikan
Harianregional.com, SLEMAN -- Fenomena balon udara yang ditemukan di ketinggian lebih dari 30.000 kaki membuat Kementerian Perhubungan perlu melakukan langkah-langkah agar masyarakat menghentikan penerbangan balon udara secara tidak terkontrol. Airnav Indonesia bersama Pemerintah memiliki rencana menggelar festival balon udara yang terikat atau tertambat agar balon udara tidak terbang bebas.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso saat di Bandara Adisutjipto Jumat (30/6/2017) mengatakan pada musim Lebaran, masyarakat saling beradu kreasi untuk menghasilkan balon udara. Namun, kreativitas itu semestinya harus dibatasi agar tidak mengancam keselamatan orang lain, dalam hal ini penumpang pesawat.
Hal ini penting untuk dipahami karena jika pesawat sampai berbenturan dengan balon udara bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin. Mesin bisa tidak berfungsi dan akhirnya mengakibatkan kecelakaan fatal.
Agar tetap memberi ruang pada masyarakat dalam kegiatan penerbangan balon udara, Airnav berencana mengadakan festival balon udara. Hanya saja, penerbangan kali ini dilakukan di bawah kontrol yakni dengan mengikat atau menambatkan balon pada sebuah tumpuan, seperti pohon.
"Kami mendukung festival balon udara yang terikat karena pelepasan balon udara tidak boleh tanpa kontrol. Maka perlu ditambatkan agar bisa menikmati lukisan di balon itu. Kalau dilepaskan nggak menikmati karena begitu dilepas lalu hilang. Dengan ini [festival balon udara terikat], kita bisa mendukung keselamatan penerbangan," tuturnya, Jumat (30/6/2017).