by Imam Yuda Saputra Jibi Semarangpos.com - Espos.id Regional - Sabtu, 21 Januari 2017 - 09:50 WIB
Semarangpos.com, KUDUS – Gerah dengan aksi ugal-ugalan dan mengancam keselamatan saat berkendara yang kerap dilakukan para pelajar, komunitas pengendara motor Honda yang tergabung dalam Paguyuban Honda Kudus menggelar kegiatan safety riding.
Kegiatan yang digelar bekerja sama dengan Astra Motor Jawa Tengah (Jateng) itu dihelat di SMK Wisudha Karya, Kudus, Kamis (19/1/2017) dengan diikuti para pelajar SMK tersebut.
Salah satu pengurus Paguyuban Honda Kudus, Muhammad Ghufron, mengatakan komunitas motor kini harus mulai menyadari bahwa seharusnya merekalah yang menjadi agen di masyarakat untuk menularkan prilaku aman berkendara atau safety riding.
“Kami sebagai anggota komunitas tentunya ingin berbuat sesuatu untuk masyarakat dan lingkungan. Berbekal pengalaman dan pelatihan dari pihak Honda Jateng, menggerakkan kami untuk menjalankan program ini,” beber Ghufron dalam siaran pers yang diterima Semarangpos.com, Jumat (20/1/2017).
Sekitar 100 pelajar SMK Wisudha Karya turut serta dalam kegiatan itu. Mereka dilatih tentang tata cara berkendara yang baik oleh para anggota Paguyuban Honda Kudus.
Berbagai teknik berkendara pun dikenalkan, mulai dari teknik dasar seperti mounting and dismounting (naik dan turun kendaraan) yang aman dan benar, memeriksa kendaraan dan memastikan postur tubuh yang baik saat berkendara, hingga ke teknik yang lebih profesional seperti pengereman (breaking), guna mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan akibat salah mengerem.
Selain itu, para anggota Paguyuban Honda Kudus juga mengajarkan teknik keseimbangan diatas jalan sempit (narrow plank), dan teknik melewati jalanan bergelombang (bumpy road). Tak ketinggalan peserta juga dikenalkan teknik slalom course atau melakukan akselerasi serta handling kemudi dengan benar.
Salah satu murid SMK Wisudha Karya Kudus, Setyo Hadi, merasa senang menjadi peserta safety riding. Pelatihan ini membantu dirinya ketika hendak melakukan ujian untuk mendapatkat Surat Izin Mengemudi (SIM), disamping agar sadar pentingnya aman berkendara.
“Saat tes SIM, sulit sekali untuk lulus. Karena kebanyakan dari kami tidak pernah mendapatkan materi aman berkendara dan taat berlalu lintas seperti ini,” ungkap Setyo.
Safety Riding Officer Astra Motor Jateng, Suko Edi, mengatakan pihaknya memiliki rencana untuk membuat Sekolah Safety Riding Mandiri (SSRM). Sekolah itu diharapkan menjadi solusi terkait pelatihan aman berkendara yang belum dikenalkan secara menyeluruh.
“Kami tawarkan konsep SSRM, sehingga lingkungan sekolah menjadi aman. Siswa-siswi bisa jauh lebih tertib dalam perjalanan pergi dan pulang ke sekolah. Benefit lainnya kami latih dengan layout ujian SIM C,” jelas Suko Edi.