regional
Langganan

KISAH PENGUSAHA BELALANG GUNUNGKIDUL : Lebaran, 2 Ton Belalang Habis Terbeli (Bagian 1) - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by David Kurniawan Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Minggu, 3 Agustus 2014 - 12:15 WIB

ESPOS.ID - Dua orang pekerja sedang membersihkan belalang-belalang hidup sebelum digoreng. Penganan belalang goreng merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul. Jumat (1/8/2014). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianregional.com, GUNUNGKIDUL-Dahulu walang dianggap sebagai hama yang mengganggu tanaman warga, kini belalang menjadi binatang yang diburu. Pasalnya, hewan yang masuk dalam keluarga serangga ini menjadi salah satu komoditas penganan unggulan di Gunungkidul. Pada libur lebaran 2014, setidaknya 2 ton belalang habis terjual.

Subagyo mengatakan sebelum memilih berwiraswasta, ia bekerja sebagai sopir minibus Semin-Wonosari. Pada tahun 1998, ia banting setir dan menjadi pengusaha belalang goreng. Awalnya, kata dia, sulit mempromosikan makanan ini. Saat ini, situasi berbalik 360 derajat. Pembeli rela antri dan berebut untuk membeli belalang goreng. Malahan, saat ini belalang goreng dijadikan penganan khas di Gunungkidul selain gatot dan thiwul.

Advertisement

Bahkan, kata dia, selama puasa sampai lebaran tahun ini usaha rumahan miliknya menghabiskan  2 ton belalang. Rumah produksi belalang goreng di Desa Selang, Kecamatan Wonosari ini pun kehabisan persedian. Pasalnya, belalang-belalang itu sudah habis disetorkan ke toko-toko penganan di Gunungkidul.

“Kalau ada tinggal sedikit, karena semua sudah disetorkan ke toko-toko langganan untuk persediaan oleh-oleh bagi para pemudik,” katanya.

Sebagai variasi, ayah tiga anak ini menyediakan tiga macam rasa belalang goreng yakni original, pedas dan rasa manis. Laki-laki kelahiran 2 Mei 1960 ini membandrol tiap toples belelang seharga Rp25.000 hingga Rp30.000.

Advertisement

Gareng pun hanya tersenyum saat disinggung mengenai omzet penjualan belalang goreng tiap bulannya. Meski tidak mau berterus terang, dari usaha

ini dia mengaku bisa menyekolahkan anak-anaknya, atau membeli perkarangan dan membangun rumah sendiri.

“Pokoknya ada, yang jelas segala urusan dan kebutuhan kami bergantung dari berjualan belalang goreng,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif