by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 13 September 2013 - 12:00 WIB
Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Mahalnya kedelai impor membuat kedelai lokal banyak diburu masyarakat, terutama oleh para perajin tahu dan tempe.
Hartono, salah satu pemilik kios palawija di Pasar Argosari, Wonosari, mengaku sejak terjadi kenaikan harga kedelai impor yang mencapai Rp9.500 per kilogram, harga kedelai lokal terus naik. “Stok satu ton per hari langsung habis,” kata dia saat ditemui Harian Jogja.com, Kamis (12/9/2013).
Akibat banyaknya permintaan, harga kedelai lokal pun naik mencapai Rp9.000 per kilogram. Namun tingginya permintaan kedelai lokal ini juga mengalami hambatan pasokan. Sebab, kata Hartono, pasokan kedelai lokal sangat minim.
Saat ini kedelai lokal dipasok dari beberapa wilayah seperti Kecamatan Semin, Karangmojo dan Kecamatan Playen yang dikenal sebagai sentra kedelai di Gunungkidul.
Wuhtini, salah satu perajin tahu mengaku lebih memilih kedelai lokal untuk produksi tahunya karena lebih murah. Tak heran, ketika ketika perajin tahu dan tempe lainnya kelimpungan, dia tetap bisa berproduksi. “Saya tidak perlu repot, sekarang bikin tahu pakai kedelai lokal saja,” ucapnya, kemarin.