regional
Langganan

Jejak Raja Terakhir Kerajaan Majapahit dan Petilasannya di Alas Ketonggo Ngawi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Yoga Adhitama  - Espos.id Jatim  -  Minggu, 14 Juli 2024 - 17:42 WIB

ESPOS.ID - Pintu masuk menuju Alas Ketonggo Ngawi, (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Esposin, NGAWI – Alas Ketonggo atau yang lebih dikenal dengan Alas Srigati Ngawi menyimpan segudang misteri hingga mitos yang beredar di masyarakat. Termasuk salah satunya dipercayai menjadi tempat yang pernah disinggahi Prabu Brawijaya V dalam perjalanan menuju Gunung Lawu.

Hutan seluas 4.836 meter persegi yang terletak di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ini selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah di waktu-waktu tertentu. Tempat ini dipercayai menjadi saksi bisu perjalanan Raden Brawijaya V yang juga dikenal sebagai Raden Alit atau Bhre Kertabumi yang hendak mengasingkan diri ke Gunung Lawu pasca runtuhnya kerjaan Majapahit.

Advertisement

Konon, di suatu tempat di area hutan atau Alas Ketonggo, Raja Majapahit terakhir itu melepas atribut kerajaannya sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Lawu untuk bermeditasi. Cerita itu didukung dengan adanya beberapa petilasan di area Alas Srigati yang saat ini ramai dikunjungi para peziarah untuk melakukan ritual di setiap tanggal-tanggal tertentu.

“Eyang Prabu Brawijaya V sebelum melanjutkan proses perjalanan ke Lawu meninggalkan rasukan atau ageman ini di sebuah titik di Alas Srigati ini,” kata Praktisi Spiritual Alas Ketonggo Arif Sunardianto.

Advertisement

“Eyang Prabu Brawijaya V sebelum melanjutkan proses perjalanan ke Lawu meninggalkan rasukan atau ageman ini di sebuah titik di Alas Srigati ini,” kata Praktisi Spiritual Alas Ketonggo Arif Sunardianto.

Arif menambahkan, di Alas Ketonggo ini terdapat puluhan situs petilasan yang dipercaya mempunyai aura magis tersendiri. Situs itu antara lain, Palenggahan Agung Srigati, Korigapit, Kali Tempur Sedalem, Punden Sendang Drajat, dan Punden Watu Dakon. Petilasan tersebut dipercaya masyarakat mempunyai cerita serta mitosnya masing-masing.

“Situs di alas ini masih banyak sebetulnya, kalau tidak salah sekitar 33 situs yang  tercatat  dan terdaftar. Dan itu masih belum semuanya. Namun yang saat ini yang paling terkenal situs yang dipercaya ada kaitannya dengan Raden Brawijaya,” kata dia.

Advertisement

Petilasan Palenggahan Agung Srigati  awalnya ditemukan oleh Kepala Desa Babadan Somo Darmojo pada 1963 silam. Sebelum terkenal, tempat itu  merupakan sebuah punden desa. Pada perkembangannya, Palenggahan Agung Srigati dibangun yang saat ini terdapat benda-benda kerajaan yang dipercayai peninggalan Brawijaya V berupa payung mahkota, tombak, serta payung kerajaan.

“Palenggahan ini paling banyak dikunjungi para peziarah, sentralnya di sini. Ibaratnya tempat ini merupakan sebuah gerbang masuk menuju situs-situs itu,” katanya.

Kali Tempur Sedalem

Advertisement

Kali Tempur Sedalem merupakan sebuah kali yang alirannya terbagi menjadi tiga bagian dengan kedalaman mencapai 1 meter. Di kali tersebut, Raden Brawijaya V dipercaya mandi jamas sebelum  melakukan perjalanan spiritual di Alas Ketonggo Ngawi. Saat ini, Kali tersebut banyak dikunjungi para peziarah  utamanya saat malam satu Sura untuk melakukan ritual kungkum di lokasi itu.

“Kalau untuk mandi di Kali Tempur itu, tergantung niat dan kepercayaan masing-masing. Kalau mandi itu yang jelas menghilangkan sengkolo dan untuk bersuci. Namun kalau ada kemasan-kemasan lain itu sudah hak pribadi,” papar Arif.

Punden Kori Gapit

Advertisement

Punden Kori Gapit yang lokasinya tak jauh dari Palenggahan Agung Srigati merupakan sebuah tempat yang dipercaya masyarakat sebagai tempat singgah para Prajurit serta abdi kerajaan yang ikut serta melakukan perjalanan dengan Prabu Brawijaya V. Konon, tempat ini terdapat gundukan tanah yang terus tumbuh dan berhenti diwaktu-waktu tertentu.

“Kalau Kori Gapit itu tempat para prajurit dan patih-patih kerajaan tinggalnya di sana,” jelasnya.

Petilasan Watu Dakon

Petilasan Watu Dakon merupakan salah situs yang berada di sekitar Alas Srigati Ngawi, di situs itu ditemukan batu berlubang menyerupai permainan tradisional Dakon atau Congklak. Di sekitar tempat itu dipercayai sebagai tempat singgah para selir raja yang masih setia mengikuti perjalanan Prabu Brawijaya V.

“Di petilasan ini ada batu berupa dakon yang permainan tradisional itu. Tempat itu dipercaya sebagai tempat para selir raja singgah di sana sebelum melanjutkan perjalanan  ke Gunung Lawu,” tandas Arif.

Sejumlah petilasan di Alas Srigati Ngawi ini  selalu ramai  dikunjungi oleh para peziarah ketika malam Jumat Legi, Jumat Kliwon, dan puncaknya ketika malam satu sura dan para pertengahan bulan sura pada saat bulan purnama. Meski demikian, kebenaran tentang cerita itu masih perlu dilakukan penelitian lebih dalam lagi untuk mengungkap cerita secara keseluruhan.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif