by Imam Yuda Saputra - Espos.id Jateng - Sabtu, 3 Juli 2021 - 18:00 WIB
Esposin, SEMARANG – Pakar epidemiologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof. Soeharyo Hadisaputro, menyebut lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini salah satu penyebabnya adalah persebaran varian delta.
Ia pun menyebut sudah ada 150 orang di Indonesia yang ditemukan terpapar varian delta. Jumlah sebanyak itu, paling banyak berada di wilayah Jawa Tengah (Jateng), tepatnya di Kabupaten Kudus yakni sekitar 50 orang.
“Dari data yang saya peroleh ada sekitar 150 orang yang terpapar varian delta yang ditemukan di Indonesia. Paling banyak di Jateng, yakni di Kudus sekitar 40-50 orang,” ungkap Soeharyo dalam diskusi terkait perkembangan kasus Covid-19 yang digelar secara online oleh Humas Undip, Sabtu (3/7/2021).
Baca juga: Daftar Harga Eceran Tertinggi 11 Obat untuk Covid, Termasuk Ivermectin
Baca juga: Daftar Harga Eceran Tertinggi 11 Obat untuk Covid, Termasuk Ivermectin
Soeharyo menyebut selain terpapar varian delta yang pernah membuat lonjakan kasus Covid-19 di India, masyarakat di Indonesia juga wajib mewaspadai persebaran varian baru, yakni kappa. Bahkan, menurutnya varian kappa itu sudah masuk ke Indonesia, di wilayah Jakarta.
“Semoga tidak masuk ke wilayah Jateng,” ujar Soeharyo.
Baca juga: PPKM Darurat Digelar, Polda Jateng Tutup 67 Titik Perbatasan
“Menurut saya jumlahnya bisa lebih dari itu [382]. Ini karena di Indonesia masih sedikit yang bisa melakukan whole genome sequencing [WGS] untuk mendeteksi varian Delta,” tutur Hapsari.
Baca juga: Pengumuman! Jalan Protokol di Klaten Ditutup Lebih Awal Cegah Covid-19
Hapsari pun mengaku masyarakat wajib waspada dengan Covid-19 varian Delta. Hal ini karena varian tersebut tingkat penularannya lebih cepat dibanding varian biasa.
Selain itu, varian Delta lebih cepat menularkan virus kepada orang lain. Bukan hanya melalui droplet, tapi juga udara atau super spread membuat orang terpapar varian Delta