by Fitroh Nurikhsan - Espos.id Jateng - Minggu, 18 Agustus 2024 - 19:50 WIB
Esposin, SEMARANG -- Peristiwa tragis yang menimpa dokter residen atau mahasiswa peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menimbulkan keprihtinan banyak pihak. Tak terkecuali Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip yang prihatin dengan insiden itu.
Terlebih lagi, penyebab dokter residen Undip itu melakukan bunuh diri hingga kini masih menjadi teka-teki. Hal itupun mendorong BEM Undip untuk menggelar aksi sebagai bentuk tuntutan agar kampus, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan pihak berwenang mengusut tuntas kasus itu.
Untuk menunjukkan bentuk keprihatinan terkait kesimpangsiuran mengenai penyebab dokter residen berinisial AR bunuh diri, seluruh ketua BEM Undip di 11 fakultas dan 1 BEM Sekolah Vokasi pun menggelar aksi tutup mata. Aksi itu digelar di hadapan belasan ribu mahasiswa baru yang menjalankan hari terakhir pengenalan kampus atau ospek, Minggu (18/8/2024).
Selain menutup mata dengan kain hitam, mereka juga membentangkan tulisan, "Usut Tuntas", sambil memegang foto almarhum. Setidaknya ada sekitar 13.500 mahasiswa baru yang menyaksikan aksi solidaritas terhadap AR tersebut.
Selain menutup mata dengan kain hitam, mereka juga membentangkan tulisan, "Usut Tuntas", sambil memegang foto almarhum. Setidaknya ada sekitar 13.500 mahasiswa baru yang menyaksikan aksi solidaritas terhadap AR tersebut.
Ketua BEM Undip, Farid Darmawan, mendorong pihak kampus untuk mengusut secara tuntas terkiat motif bunuh diri yang dilakukan AR. Apalagi, dari kabar yang beredar perbuatan nekat AR didorong perbuatan perundungan atau bullying yang dilakukan kakak senior atau kakak tingkat di Prodi Anestesiologi Undip Semarang.
“Saya mohon pihak Undip tidak menyepelekan kasus ini. Kami mengutuk keras jika ditemukan adanya kasus perundungan," ungkap Faris kepada Esposin, Minggu (18/8/2024).
“Kami merasa prihatin adanya ketidakselarasan informasi yang disampaikan, sehingga memunculkan spekulasi baru apakah ada persoalan lain antarlembaga tersebut,” resahnya.
Disisi lain, Ketua BEM Fakultas Kedokteran (FK) Undip, Ayyuba Rizqy, bakal mengawal kasus bunuh diri AR. Bahkan dalam waktu dekat, dirinya bakal menghimpun massa untuk terlibat melakukan aksi seribu lilin dan doa bersama.
BEM FK Undip juga bakal meminta penjelasan yang komprehensif terkait kematian AR. Ayyub sapan akrab Ayyuba Rizqy akan selalu mengawal kasus ini sampai menenukan titik terang.
“Kasus bunuh diri AR ini kan melibatkan beberapa unsur, tidak hanya Undip. Ada rumah sakit mitra yakni RSUP dr. Kariadi. Seandainya ditemukan perundungan, semoga tidak ada yang ditutupi,” harapnya.
Catatan Redaksi:
Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.