by Abdul Hamied Razak Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 29 Januari 2018 - 16:55 WIB
Harianregional.com, SLEMAN- Paguyuban Budidaya Lele Jogja menggelar sarasehan dan pelatihan terkait budidaya lele yang benar. Hal itu bertujuan untuk menyukseskan program menuju swasembada lele di DIY.
Ketua Paguyuban Budidaya Lele Jogja M Sofyantoro mengatakan, sarasehan tersebut diikuti sekitar pembudidaya lele baik dari wilayah DIY, Jateng hingga Jawa Barat. Pelatihan yang diberikan bertujuan untuk memberikan keterampilan yang handal bagi para petani lele.
Ketua Paguyuban Budidaya Lele Jogja M Sofyantoro mengatakan, sarasehan tersebut diikuti sekitar pembudidaya lele baik dari wilayah DIY, Jateng hingga Jawa Barat. Pelatihan yang diberikan bertujuan untuk memberikan keterampilan yang handal bagi para petani lele.
"Baik teknik pemijahan, pendederan, sortir hingga perawatan larva yang baik," ujarnya kepada Harianregional.com di Somodaran, Banyuraden, Gamping, Minggu (28/1/2018).
Dijelaskan dia, teknik pemijahan atau mengawinkan lele menjadi bibit larva dinilai sebagai hal yang sulit jika dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Begitu pula dengan teknik pendederan atau pemisahan. Jika salah melakukan pendederan, bibit yang dihasilkan bisa tak maksimal.
Tidak hanya diisi dengan teori, para pembudidaya juga langsung melakukan praktek perawatan larva yang baik di sekitar kolam percontohan tersebut.
Mereka akan dipandu oleh ahli budidaya lele Sigit Suhendra. "Sigit merupakan dosen perikanan yang mengisi perkuliahan baik di Lampung, Semarang maupun Jogja," katanya.
Menurut Sofyan, pemberian pelatihan bertujuan agar target DIY menuju swasembada benih tercapai. Diakuinya, selama ini ikan konsumsi yang memenuhi DIY sebagian besar masih didatangi dari luar DIY seperti Boyolali dan Jawa Timur.
Mereka masuk melalui pengepul yang meminta pasokan. "Kalau bibit kami sudah bisa produksi bahkan dijual ke luar daerah," katanya.
Warsiyanto, selaku Pembina dan Penasehat Paguyuban Budidaya Lele Jogja mengatakan, selama ini pihaknya masih melakukan pembinaan kepada petani lele secara mandiri. Hal itu dilakukan agar organisasi tersebut secara kelembagaan kuat.
"Masalah legalitas sudah kami siapkan. Selama ini kami lakukan mandiri dan belum melibatkan pemerintah," ujarnya.
Penguatan kelembagaan dinilai penting karena tidak sedikit kelompok budidaya lele yang menerima bantuan dari pemerintah justru tidak bertahan lama.
"Banyak yang bubar. Kami tidak ingin seperti itu. Makanya kami kuatkan dulu secara kelembagaan. Yang penting semua anggota harus punya komitmen lebih dulu," ujarnya.