by David Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 14 April 2016 - 15:20 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL – Hujan yang terus mengguyur membuat komplek pemukiman gelandangan dan pengemis di Dusun Dogo, Desa Nglanggeran membuat bangunan jadi semakin rawan longsor.
Di akhir tahun lalu, jumlah aliran air yang muncul hanya beberapa saja. Namun jumlah itu meningkat menjadi belasan seiring dengan terus turunnya hujan. Kerusakan terparah terjadi di bagian bawah komplek pemukiman yang terdiri dari tiga tingkat.
Di deretan terbawah ini terdapat 15 rumah. Sayangnya hampir di setiap bangunan di dekatnya ada aliran air. Jarak antara rumah dengan tebing yang menjadi talut tidak terlalu jauh. Berhubung talut tidak dibuat permanen maka aliran-aliran air ini menggerus talut.
Kerusakan terparah terlihat di petak No.30 di mana gerusan membuat saluran selebar dua meter dengan kedalaman satu meter.
Kondisi yang tak jauh beda juga terjadi di petak 40. Hanya saja, di petak ini sudah diantisipasi dengan pengurukan menggunakan karung pasir yang ditimbun dengan material batu kerikil sehingga kerusakannya bisa diminimalisir.
Salah seorang warga Dusun Doga, Kemin mengakui jika kerusakan di permukiman gepeng semakin parah. Hal ini terjadi karena hujan yang terus mengguyur sehingga memperparah keadaan dan berpotensi terjadinya longsor. “Kalau di awal musim hujan longsoran talut masih sedikit, tapi sekarang [kemarin] sudah banyak,” kata Kemin, Rabu (13/4/2016).
Hal senada diungkapkan oleh Eri Aprianto, warga Dusun Doga lainnya. Dia pun berharap masalah ini segera diatasi, karena jika terus dibiarkan maka kerusakan akan semakin parah dan berpotensi mengancam bangunan perumahan.
“Jangan dibiarkan saja, karena itu harus diperbaiki,” katanya.