regional
Langganan

BUAH BERFORMALIN : BLK Tegaskan Uji Sampel Buah Lokal Sesuai Standar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Andreas Tri Pamungkas Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Rabu, 15 Mei 2013 - 11:55 WIB

ESPOS.ID - Foto Ilustrasi Pedagang Buah JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe

Foto Ilustrasi Pedagang Buah
JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe

JOGJA–Direktur Teknik BLK Jogja, Hari Waluyo menegaskan pengujian sampel buah lokal yang diajukan Harian Jogja telah memenuhi standar. Pengujian dilakukan sampai tiga kali, yakni uji nash, reagen, dan spektrum fotometer.

Advertisement

Saat dilakukan uji nash, reaksi yang ditunjukan dari destilasi buah lokal itu bewarna kuning. Dan pada reagen bewarna ungu. Artinya buah lokal itu mengandung formalin. Begitu pula pada pengujian terakhir juga menunjukan buah lokal itu positif mengandung formalin.

Ia mengatakan uji pembanding juga dilakukan terutama salak. Uji pembanding itu dilakukan dengan salak petik yang didapat langsung dari petani.

“Hasilnya pada salak petik tidak mengandung formalin,” katanya saat dikonfirmasi tadi malam.

Advertisement

Artinya, formalin pada salak itu hanya ditemukan pada buah yang sudah dijual ke pasaran. Namun untuk jambu, Hari mengaku pembanding yang dipetik dari hasil uji juga menunjukkan reaksi yang sama dengan sampel yang diperoleh dari supermaket. Karena itu dimungkinkan, kandungan formalin atau formaldehid juga diduga terjadi secara alami.

Apakah berbahaya? ”Kami belum ke sana. Tapi kalau yang kimia jelas berbahaya,” katanya.

Sedangkan untuk melon, ia mengatakan pembanding sulit ditemukan karena tidak mudah menemukan melon petik langsung petani yang tidak diolah secara tanpa adanya campuran zat kimia.

Advertisement

Sebelumnya Harian Jogja mengajukan uji sampel buah lokal, hasilnya salak dan melon di pasaran ditemukan mengandung formalin. Namun Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pemerintah (BPKP) DIY menyebut uji tersebut belum layak disimpulkan.

Sebelumnya saat ada temuan sejumlah buah impor berformalin BPKP juga berkelit. Bahkan, lembaga tersebut menuding adanya buah impor berformalin yang beredar di DIY bukan merupakan tanggung jawab mereka.

Advertisement
Maya Herawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif