by Pamuji Tri Nastiti Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 6 Juni 2012 - 09:50 WIB
Stres dan rasa cemas bisa merangsang penyempitan saluran pernapasan yang menyebabkan asma. Ketika cara bernapas kepayahan maka bagi pemilik rekam medik asma akan sangat mengganggu.
Pada penderita asma, saluran pernapasannya menyempit yang mengakibatkan napas cukup sesak dan tidak mengalir lancar. Dokter poli paru-paru di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Jogja Irwan Tansiur mengatakan asma terjadi karena penyempitan sementara pada saluran pernapasan.
Penyempitan itu terjadi pada pembuluh tenggorokan. “Jadi penderitanya akan merasa berat dalam bernafas,” katanya kepada Harian Jogja, Selasa (5/6).
Penyempitan itu terjadi pada pembuluh tenggorokan. “Jadi penderitanya akan merasa berat dalam bernafas,” katanya kepada Harian Jogja, Selasa (5/6).
Penyempitan saluran pernapasan ini terjadi karena beberapa rangsangan misalnya saja asap, bulu binatang, dan debu. Ketika rangsangan itu masuk dalam saluran, otot akan kejang sehingga mengakibatkan pembengkakan. “Menyempitnya diameter bronkokonstriksi atau saluran udara menyebabkan napas berat,” lanjutnya.
Di sisi lain, penyempitan saluran juga terjadi tanpa dipengaruhi faktor alergi dari rangsangan-rangsangan yang masuk ke saluran pernapasan. Pasalnya, kata Irwan, asma juga terjadi karena faktor keturunan.
Histamin merupakan senyawa normal dalam jaringan tubuh yang berperan terhadap berbagai proses fisiologis. Adapun leukotrien adalah asam lemak tak jenuh yang mengandung karbon yang dilepaskan selama proses peradangan. Dengan demikian, fungsinya mengontrol emosi sangat diperlukan.
Asma bisa terjadi karena alergi terhadap sesuatu misalnya debu, perubahan suhu, kelembapan, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak. Pembengkakan itu menyebabkan keluarnya lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas.
Meski begitu, asma bisa dikontrol dengan cara menghindari faktor pencetus dan rutin berolahraga ringan. Untuk penderita asma menetap, bisa menggunakan obat pengontrol asma. Obat pelega biasanya diberikan saat serangan asma terjadi dengan tujuannya melegakan pernapasan atau meredakan serangan asma.
Dalam pengobatan, serangan sesak napas dapat hilang dengan sendirinya. Tetapi, pada kasus serangan berat penanganannya harus segera dilakukan karena dapat menyebabkan kematian. Pada penderita asma yang berat, obat-obatan bisa membuat penderita asma.
Tentang Asma Ciri-ciri - Sesak napas disertai suara mengi atau nafas berderit - Kambuh karena alergi atau kecapaian fisik dan stres
Pencegahan - Jaga kebersihan dengan menyapu debu pada kasur, bantal atau selimut - Hindari suhu dan kelembaban ekstrem, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi
Pengobatan - Gunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup - Terapi cara rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma - Bila penyakit asma sudah berat, gunakan obat pelega setiap hari - Dianjurkan selalu membawa obat pelega ke manapun pergi
Diolah dari berbagai sumber