by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 7 Oktober 2015 - 01:20 WIB
Agenda Jogja kali ini beruba pengusulan serbuan Kotabaru dan dua perjuangan lain ke tingkat nasional.
Harianregional.com, JOGJA-Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 DIY telah mengusulkan tiga peristiwa bersejarah di DIY agar dijadikan agenda nasional. Ketiga peristiwa tersebut adalah Serbuan Kotabaru 7 Oktober 1945, Serangan Oemoem 1 Maret 1949, dan Jogja Kembali 1 Juni 1949.
"Selama ini hanya kami yang memperingati. Kalau menjadi agenda nasional kan bisa diperingati secara nasional," ungkap Ketua DHD Angkatan 45 DIY Bidang Sosialisasi Nilai Kejuangan, Gatot Marsono, usai memberi pembekalan kepada pelajar di Taman Makam Pahwalan (TMP) Jalan Kusumanegara, Selasa (6/10/2015).
Gatot mengatakan pihaknya sudah sejak tiga tahun lalu mengusulkan ketiga peristiwa itu menjadi agenda nasional ke pemerintah pusat melalui Dinas Sosial. Namun, belum menjadi perhatian. Ia menjelaskan Serbuan Kotabaru 7 Oktober 1945 silam merupakan pertempuran fisik pertama setelah kemerdekaan. Serangan dilakukan lantaran masih ada bendera Jepang berkibar di Gedung Agung. Serangan tersebut berhasil membubarkan tentara Jepang.
"Namun ada 21 warga pribumi menjadi korban dari peristiwa Serbuan Kotabaru," paparnya.
Sebagian nama pejuang yang gugur itu menjadi nama-nama jalan di Jogja, seperti A Bakar Ali, Ahmad Jazuli, dan Faridan M Notom. Ada 17 korban Serangan Kotabaru yang dimakamkan di TMP Kusumanegara. Sementara sisanya di lokasi lain.