by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Minggu, 16 Juli 2017 - 18:55 WIB
Harianregional.com, JOGJA -Belasan pedagang Pasar Kembang melakukan aksi topo pepe di Alun-alun Utara (Altar), Minggu (16/7/2017) siang. Mereka berjemur dibawah terik matahari selama sekitar setengah jam sambil menghadap arah Kraton sebagai bentuk protes atas tindakan PT.Kereta Api Indonesia (KAI) yang menggusur lahan mereka berjualan di selatan Stasiun Tugu.?
Dasar KAI menggusur adalah surat kekancingan yang diperoleh dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. "Kami sebagai pedagang kecil memohon kepada Sultan sebagai penguasa Jogja untuk memperhatikan nasib kami," kata Suwarto, salah satu Pedagang Pasar Kembang di sela-sela topo pepe.
Topo pepe merupakan cara tradisional masyarakat Jogja mengungkapkan protes terhadap penguasa Kraton. Aksi itu dilakukan karena sejak digusur 5 Juli lalu hingga kemarin nasib mereka masih terkatung-katung. Padahal mereka sebagai pedagang resmi binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jogja.
Suwarto menyatakan pedagang Pasar Kembang setuju dengan adanya penataan Kota Jogja. Namun, ia meminta pemerintah tidak asal gusur tanpa ada pengganti lahan atau kompensasi. Karena para pedagang Pasar Kembang, selama ini sudah berjualan sejak 1970an lalu dan rutin membayar retribusi kepada Pemerintah Kota Jogja.
Sampai saat ini pedagang dibiarkan menganggur tanpa pekerjaan. Tidak ada solusi yang ditawarkan dari PT.KAI mau pun dari Pemerintah Kota Jogja. "Nasib kami masih terkatung-katung. Banyak teman kami sakit, karena tak bisa bekerja." kata dia.
"Kami tidak tahu mau dibagaimana kan?" ungkap Suwarto.