by Abdul Jalil Jibi Madiunpos.com - Espos.id Regional - Kamis, 17 Maret 2016 - 17:05 WIB
Madiunpos.com, MADIUN — Samiono, 43, adalah satu-satunya juru kunci situs bersejarah Punden Lambang Kuning yang terletak di Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
Tugasnya sebagai juru kunci sangat berat, tetapi pendapatan yang dihasilkan tidak sebanding dengan tugas berat itu.
Samiono kepada Madiunpos.com, Selasa (15/3/2016), mengaku tugas seorang juru kunci mulai membersihkan area situs Punden Lambang Kuning, menjaga benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya, dan merawat benda-benda bersejarah yang ada di situs.
Samiono kepada Madiunpos.com, Selasa (15/3/2016), mengaku tugas seorang juru kunci mulai membersihkan area situs Punden Lambang Kuning, menjaga benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya, dan merawat benda-benda bersejarah yang ada di situs.
Selain itu, ia juga bertugas menemani pengunjung yang datang ke situs itu. Namun, pekerjaan yang berat tersebut tidak mendapatkan imbalan setara dari pemerintah.
Warga Desa Nglambangan itu mengatakan setiap bulan hanya menerima gaji senilai Rp300.000. Dan gaji tersebut keluar setiap tiga bulan sekali dengan total Rp900.000.
Dia menceritakan setiap pengambilan uang gaji tersebut harus mengeluarkan uang senilai Rp150.000 yaitu untuk membayar bus Madiun-Surabaya dan becak dari terminal ke kantor dinas pariwisata.
“Ya gaji tidak seberapa, tetapi mengambilnya harus ke Surabaya. Mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi aturan. Setiap mengambil gaji ya harus kepotong uang transport,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com di pendapa yang ada di Punden Lambang Kuning.
Gaji senilai Rp300.000 itu, kata Samiono, merupakan bantuan dari Pemprov Jatim sejak beberapa tahun lalu. Meski tergolong kecil, dia tetap bersyukur karena masih diperhatikan pemerintah.
Dia mengaku selama ini Pemkab Madiun belum pernah memberikan bantuan uang lelah bagi juru kunci situs Punden Lambang Kuning. Padahal, situs bersejarah ini berada di wilayah Kabupaten Madiun.
Menurut dia, sebenarnya uang gaji dari Pemprov Jatim tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk itu, dia harus mencari tambahan penghasilan dengan menjadi buruh serabutan di desanya. Dia mengaku tidak berani bekerja di tempat jauh dan meninggalkan Punden Lambang Kuning.
“Sebenarnya ada keinginan untuk bekerja di luar kota, tetapi nanti siapa yang akan mengurus Punden Lambang Kuning. Ini sudah menjadi tanggung jawab saya,” kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan sudah delapan tahun menjadi juru kunci di situs bersejarah ini. Dia berharap, Pemkab Madiun bisa memerhatikan kesejahteraan juru kunci karena tanggung jawab seorang juru kunci yang sangat besar dalam mengelola situ tersebut.