regional
Langganan

PILKADES SLEMAN : Hari Ini, 322.006 Warga Sleman Coblosan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Bernadheta Dian Saraswati Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Minggu, 9 Agustus 2015 - 10:20 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi pilkades (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pilkades Sleman diikuti 35 desa.

Harianregional.com, SLEMAN-Hari ini, Minggu (9/8/2015), sebanyak 322.006 jiwa dari sebagian penduduk di Sleman melakukan pemilihan kepala desa (pilkades). Pilkades di Sleman ini dilangsungkan serentak di 35 desa. Calon yang maju berjumlah 112 orang yang mana 35 di antaranya adalah calon incumbent atau petahana.

Advertisement

Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Desa (Pemdes) Sekretariat Desa (Setda) Kabupaten Sleman Mardiyana mengatakan, warga akan memilih mulai pukul 08.00-14.00 WIB di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) di dusunnya. Sementara jumlah TPS sendiri ada 699.

"Silakan memilih sesuai hati nurani. Jangan mudah terpengaruh provokasi" tegasnya saat dihubungi Harianregional.com, Sabtu (8/8/2015).

Salah satu pemerhati politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Hempri Suyatna mengatakan, fenomena serangan fajar dalam pilkades masih terus terjadi. Menurutnya, kader calon kades membidik masyarakat kurang mampu dan berpendidikan rendah dalam ber-money politic. "Kader biasane sudah pinter. Yang pendidikan tinggi dan ekonomi mapan tidak akan dikasih [uang]," katanya.

Advertisement

Sasaran serangan fajar lebih pada mereka yang tidak tahu soal dunia politik dan yang sangat membutuhkan uang. Sehingga ketika ada provokasi dengan memberikan uang sogokan, masyarakat dengan mudah menerimanya dan memilih calon yang tidak sesuai hati nurani.

"Kalau politik uang yang bermain akan sulit menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Padahal era otonomi desa ini dituntut pemimpin yang visioner dan paham substansi serta makna Undang-undang Desa," kata Dosen Fisipol ini.

Sementara Bupati Sleman Sri Purnomo mengimbau agar siapapun kades yang terpilih harus siap melayani masyarakat selama 24 jam. Baginya, kades merupakan aparatur pemerintah yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Advertisement

"Diharapkan para aparatur desa mampu merangkum dan memfasilitasi aspirasi masyarakat, menyelesaikan masalah yang timbul, serta mampu menginspirasi masyarakat di wilayahnya agar dapat maju secara ekonomi maupun sosial," katanya.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif