regional
Langganan

Penderita HIV di Ngawi Capai 1.037 Orang, Didominasi karena Seks Bebas

by Yoga Adhitama  - Espos.id Jatim  -  Senin, 15 Juli 2024 - 20:38 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi HIV/AIDS (channelstv.com)

Esposin, NGAWI – Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 1.037 orang per Juli 2024. Kasus HIV/AIDS di Ngawi didominasi karena perilaku seks bebas.

Programmer HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Ahmad Hari S, mengungkapkan rata-rata setiap tahun terjadi peningkatan hingga 100 pasien baru penderita HIV/AIDS di Kabupaten Ngawi. Jumlah tersebut terungkap setelah Dinas Kesehatan membuka layanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di semua Puskesmas dan beberapa rumah sakit di Kabupaten Ngawi.

Advertisement

“Beberapa tahun terakhir temuan kasuas HIV/AIDS meningkat, setiap tahun terdapat 100 pasien baru. Setelah kita ada layanan Testing HIV di semua Fasyankes temuan kita meningkat,” ungkapnya, Senin (15/7/2024).

Ahmad Hari menyebut, mayoritas penderita HIV di Kabupaten Ngawi merupakan pasien berusia produktif. Dan penderita HIV itu tersebar hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Ngawi.

Advertisement

“Untuk temuan kasus yang sudah benar-benar positif kita lakukan layanan set up PDP [Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan] di 2 rumah sakit dan 13 Puskesmas untuk memudahkan akses teman-teman kita memperdekat layanan PDP di wilayah-wilayah,” ungkapnya.

Sementara, penyebab terus meningkatnya temuan penderita HIV/AIDS baru di Kabupaten Ngawi disinyalir akibat prilaku seks bebas. Bahkan persentasenya menyentuh angka 90 persen dari total kasus.

Advertisement

“Kalau kita lihat data dari 2022 sampai saat ini yang tertinggi itu dari hubungan seks bebas. Hampir 90 persen itu dari hubungan seks, kalau untuk jarum suntik, Pengguna Narkoba Suntik [Penasun] itu minim sekali,” imbuhnya.

Untuk itu, Dinkes mengimbau untuk seluruh masyarakat untuk menghindari seks bebas. Jika terpaksa melakukan diharapkan menggunakan pelindung agar tidak tertular dan menularkan penyakit HIV/AIDS. Pasalnya, hingga sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat membunuh virus HIV/AID.

Maka pengidap HIV/AIDS yang dikenal dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dianjurkan mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Pengobatan HIV dan AIDS dilakukan hanya untuk mengurangi risiko penularan HIV dan menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi bukan untuk menyembuhkan.

“Kalau memang ternyata masyarakat kita ada beberapa mungkin melakukan perilaku yang berisiko ya mulai dikurangi. Saya rasa penyakit HIV itu penyakit masa depan karena dari tahun ke tahun itu temuannya bukannya semakin turun tapi semakin meningkat,” tandasnya.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif