Esposin, SALATIGA – Kota Salatiga sudah dikenal sebagai Kota Gastronomi tingkat nasional. Pada tahun 2023 lalu, telah mengajukan diri sebagai Kota Gastronomi tingkat dunia.
Meskipun belum berhasil, potensi kuliner di Salatiga menjadi jujugan para pelancong yang singgah di Kota Toleran itu.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Di sisi lain, kepemimpinan Penjabat Wali Kota Salatiga yang baru, Yasip Khasani melihat ada peluang yang harus digenjot pada bidang seni dan budaya. Dirinya bertekad untuk menjadikan Kota Salatiga sebagai kotanya seniman dan budayawan.
“Kita harus berbeda, salah satu yang membedakan kita adalah seni dan budaya. Kita kota pelajar dan kota terpelajar. Sehingga untuk memaksimalkan itu kita buka ruang lagi, yaitu seni dan budaya,” jelas Yasip.
Diakuinya, potensi Kota Salatiga yang nyaman sebagai kota untuk singgah dan wisata kuliner juga cocok untuk dimanfaatkan dengan membuat event kesenian dan kebudayaan.
Tujuannya agar wisatawan bertah berlama-lama tinggal di Kota Salatiga dan mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Setelah punya Indeks pembangunan manusia (IPM) tertinggi mari kita buat Kota Salatiga menjadi kota yang membahagiakan lewat seni dan budaya,” kata Yasip.
Dijelaskan, untuk mewujudkan itu, pihaknya mempersilahkan para seniman maupun kelompok masyarakat untuk memanfaatkan aset milik Pemkot bisa digunakan untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan. Seperti Pendopo Plumpungan, Alun-Alun Pancasila, dan Gedung Pertemuan Daerah (GPD).
“Kami terbuka sekali, depan kantor Wali Kota Salatiga juga boleh. Jadi, silahkan teman-teman seniman dipakai. Semoga menjadi motivasi, karena seniman harus berani tampil. Dinas terkait nanti saya pastikan siap mendukung,” terangnya.
Dikatakan, pada Sabtu (20/7/2024) malam Pemkot telah mencoba menyelenggarakan Car Free Night di Jalan Diponegoro, Kota Salatiga untuk yang pertama kalinya.
Sambutan warga Kota Salatiga sangat bagus dan pihaknya berencana akan menggelar Car Free Night setiap satu bulan sekali.
“Satu bulan sekali car free night akan kita laksanakan. Itu juga bisa dijadikan untuk mengapresiasi seni dan budaya. Sementara masih seni pertunjukan musik, nanti akan ada seni-seni yang lain, budaya-budaya yang lain yang akan kita tampilkan dari masyarakat,” terang Yasip.
Yasip juga membeberkan, menyongsong hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan ke 79 Republik Indonesia bakal melibatkan para seniman membuat mural secara tematik. Sejauh ini yang ada, kata Pj Wali Kota, mural cenderung arahnya vandalisme.
Sehingga lanjutnya, karya seni bukan ekspresi kegemberiaan yang indah melainkan suatu emosi. Oleh karena, dirasa perlu konsep berbeda yang lebih menonjolkan simbol-simbol kebahagiaan.
“Saya sudah rencanakan itu, mungkin nanti juga teman-teman pelukis bisa melukis bersama. Kemudian, karya dipamerkan pada 17 Agustus di Alun-alun Pancasila. Kita bawa ciri, seni dan budaya yang membahagiakan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit mengaku akan mendukung penuh dengan potensi Kota Salatiga sebagai kota seniman dan budayawan.
Menurutnya, ke depan Kota Salatiga untuk menjadi kota modern dan dunia penopangnya adalah kesenian dan kebudayaan.
“Sehingga tidak kehilangan arah dan harus memiliki jati diri untuk menjadi kota yang berkembang,” kata Dance.
Diakuinya, selama ini budaya Salatiga ada di persimpangan jalan, antara budaya Solo, Jogja, dan Semarang. Sehingga pihaknya akan mendorong budaya dan seni Salatiga untuk semakin dikenal. Salah satu caranya dengan memberikan ruang-ruang kepada para seniman dan budayawan.
“Saya selama ini mengajukan pokok-pokok pikiran saya ke para temen-temen yang bergerak di bidang budaya. Banyak ekspresi budaya di Salatiga yang bisa dieksplor. Itu bisa juga menjadi potensi, bukan hanya potensi untuk menemukan jati diri, tapi juga wisata,” ungkap Dance.