Esposin, SALATIGA – Sebagai daerah yang telah berusia 1274 tahun, Kota Salatiga memiliki berbagai peninggalan bersejarah yang hingga saat ini masih lestari.
Tak hanya tinggalan sejarah dalam bentuk bangunan fisik seperti prasasti Plumpungan dari jaman kerajaan Mataram, kemudian bangunan cagar budaya, dan tempat-tempat yang dulunya menjadi tempat tinggal penjajah Belanda, Salatiga juga memiliki segudang potensi tinggalan dari sektor kuliner.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Salah satu yang melekat diingatan masyarakat soal kuliner khas Salatiga adalah Tumpang Koyor. Dilansir dari Indonesia.go.id ciri khas dari Tumpang Koyor sendiri adalah bahan baku pembuatan yang menggunakan tempe yang telah terfermentasi tahap dua.
Warga Salatiga biasa menyebutnya tempe bosok. Kemudian bahan lainnya adalah Koyor atau otot sapi yang menjadi paduan khas makanan khas Salatiga ini.
Tumpang Koyor sendiri menjadi makanan khas Kota Salatiga dan sudah menjadi serep warisan bersama secara turun-temurun.
Potensi itulah yang menjadikan Salatiga dikenal dengan kota Gastronomi dengan berbagai kuliner menarik yang khas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Salatiga, Yayat Nurhayat mengatakan, potensi kuliner di Kota Salatiga sangatlah banyak.
Sebab Kota Salatiga yang sudah berusia panjang membuat makanan-makanan di Salatiga sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Seperti contohnya adalah Tumpang Koyor.
Bahkan Disbudpar Kota Salatiga telah menyusun nama-nama kuliner khas Salatiga di dalam websitenya yakni, tourismsalatiga.go.id yang menampilkan beberapa makanan heritage Kota Salatiga.
Di antaranya Tumpang Koyor Bu Kori, Enting-enting gepuk cap Klenteng & 2 Hoolo, Soto Esto, Soto Kesambi, Getuk Kethek, Kopi Babah Kacamata, Ronde Jago, dan Roti Tegal.
“Semua makanan heritage Salatiga itu sudah ada dalam website kami. Jadi wisatawan bisa mencarinya saat berkunjung di Kota Salatiga,” kata Yayat kepada Esposin, Rabu (17/7/2024).
Diakuinya, dengan potensi dari kuliner itu Kota Salatiga pada tahun 2023 maju sebagai Kota Gastronomi tingkat internasional.
Meskipun belum berhasil, saat ini Kota Salatiga tengah berupaya untuk memenuhi beberapa hal yang masih kurang untuk menjadikan Kota Salatiga sebagai Kota Gastronomi tingkat dunia pada tahun 2025 nanti.
Yayat menyebut, dengan potensi kuliner itulah menjadi pembeda Kota Salatiga dengan Kota lainnya. Wisata Salatiga banyak dikenal dengan wisata kulinernya.
Sehingga kuliner itulah yang terus didorong untuk dikenalkan kepada wisatawan. Hal itu juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dan penghasilan asli daerah (PAD).
“Kalau wisata alam kita memang kalah. Tapi letak kita yang strategis dengan kekayaan kulinernya itu kira dorong agar wisatawan boleh saja main di tempat lain, tapi makan dan tidurnya di Kota Salatiga,” kata Yayat.
Kuliner Baru
Selain warisan kuliner yang sudah melekat dengan Kota Salatiga, kini Disbudpar Kota Salatiga juga memunculkan kuliner baru yang tergabung dalam 12 food start up.
Yang merupakan produk unggulan dari Kota Salatiga. Diantaranya adalah Latte cokelat tempe, dzikro cokelat kacang, es cream sunduk, ice cream tart brokerz, rumah djampe, dan lainnya.
Makanan kekinian itu, kata Yayat, akan didorong untuk menjadi pilihan kuliner dari Kota Salatiga dan menjadi oleh-oleh khas dari Kota toleran itu.
Disbudpar juga memfasilitasi produk tersebut untuk mengikuti berbagai kegiatan pameran kuliner hingga luar kota.
“Food start up kita harapkan jadi ikonnya Kota Salatiga. Sehingga kita terus dorong agar semakin dikenal sebagai kuliner kekinian khas Kota Salatiga,” kata Yayat.
Selain kuliner yang menjadi daya tarik Kota Salatiga, lanjut Yayat, saat ini dari berbagai unsur masyarakat juga sudah mulai membangun destinasi wisata dengan memanfaatkan pemandangan alam.
Seperti Desa Wisata Tingkir Lor yang menyuguhkan wisata bersepeda sambil melewati jalan kecil pematang sawah.
“Kalau Tingkir Lor itu menarik karena tidak hanya bersepeda atau gowes tapi juga bisa mampir ke beberapa titik. Seperti makam leluhur Gus Dur, Kiai Abdul Wahid, kemudian melihat proses pembuatan Latte cokelat tempe, dan juga belajar gamelan,” terangnya.
Destinasi wisata itu juga menjadi unggulan di Kota Salatiga. Bahkan untuk grebeg khaul Kiai Abdul Wahid tahun lalu diselenggarakan dengan pendekatan budaya. Sehingga berjalan dengan lebih meriah dan mampu menyedot perhatian masyarakat untuk berkunjung.
Selain berbagai potensi wisata kuliner dan wisata religi tersebut, kata Yayat, Kota Salatiga saat ini juga menjadi daya tarik investor untuk membangun tempat untuk penginapan atau hotel.
Seperti yang baru-baru ini jadi ada front one gosyen dan yang sedang dibangun di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga.
Potensi untuk bisnis penginapan di Kota Salatiga terbilang cukup bagus. Sebab letak Salatiga yang strategis dan memiliki cuaca yang dingin.
Sehingga membuat wisatawan betah untuk tinggal menginap di Kota Salatiga.
“Selain ada beberapa pembangunan hotel, masyarakat juga menyediakan guest house. Seperti yang ada di Kelurahan Tingkir Lor ada 30 rumah yang disewakan. Ada juga di beberapa tempat lain yang warga itu menyewakan rumahnya untuk wisatawan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit mengatakan, untuk memaksimalkan potensi wisata tersebut, pihaknya akan melakukan sinergi dan integrasi dari wisata tersebut. Hal itu dilakukan agar pertumbuhan ekonomi di Kota Salatiga semakin meningkat.
Salah satu strategi yang akan dilakukan adalah memperbaiki tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat soal pentingnya wisata dan pembangunan dalam sektor infrastruktur.
“Kita harus lakukan lompatan untuk mengejar itu. Salah satunya dengan mempermudah investor masuk juga. Karena kita tidak bisa membangun sendiri saat ini harus berkolaborasi,” kata Dance.
Selain itu, penggunaan media sosial juga bisa digunakan untuk mengaet para wisatawan untuk datang di Kota Salatiga.
Selain dengan adanya agenda acara dengan skala cukup besar diselenggarakan di Kota Salatiga.
Rangkaian Peringatan HUT Kota Salatiga
Penjabat Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menambahkan, momentum hari jadi Kota Salatiga ke 1.274 itu menjadi pemantik untuk Salatiga agar terus melakukan inovasi dalam berbagai hal termasuk wisata. Sesuai dengan tema yang diambil tahun ini Harmoni dalam Berinovasi.
“Maksud tema HUT tahun ini adalah agar Kota Salatiga tidak terjebak dalam zona nyaman. Sehingga, HUT dapat dijadikan momentum inovasi dan itu yang ingin terus kami kembangkan dan teruskan ke depan,” terang Penjabat Wali Kota.
Ia menambahkan, nilai-nilai harmoni selama ini telah melekat pada warga Salatiga yang toleran.
Sehingga, hal itu sebagai nafas dan filosofi warna yang ingin terus dijaga. Semangat berinovasi tidak boleh ketinggalan dan Salatiga harus bangkit dengan inovasi-inovasi baru.
“Harapan dengan itu, masyarakat Kota Salatiga tumbuh bersama-sama sebagai akselerasi menuju Kota Salatiga yang maju dan sejahtera,” jelas Yasip.
Untuk mempercepat inovasi itu, kata Yasip, harus ada kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat.
Seperti adanya perguruan tinggi di Kota Salatiga yang harus terus digandeng dan juga pengusaha maupun warga yang ingin berkontribusi untuk kemajuan Kota Salatiga.
Rangkaian kegiatan hari jadi Kota Salatiga pertama diawali dengan perayaan hari koperasi ke-77 tingkat provinsi Jawa Tengah yang akan diselenggarakan selama dua hari, Jumat-Sabtu (12-13/7/2024).
Kegiatan itu juga dipamerkan puluhan produk koperasi dari berbagai Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.
Kemudian rangkaian acara juga ada pelatihan terhadap anak terlantar Selasa-Rabu (16-18/7/2024). Selain itu juga ada penamaan pohon, jalan sehat, gowes bersama.
Menariknya rangkaian hari jadi ini juga akan dimeriahkan oleh festival jajanan dalam acara yang dibungkus dengan car free night pada Sabtu (20/7/2024) di jalan Diponegoro, Kota Salatiga. Mulai dari perempatan Rutan Salatiga hingga Bundaran Salatiga.
Selanjutnya, pada puncak hari jadi Kota Salatiga pada Rabu (24/7/2024) dimulai dengan upacara hari jadi dilanjutkan dengan sidang paripurna DPRD dan dilanjutkan dengan kenduri rakyat.
Pemkot menyediakan 5.000 porsi makanan yang akan bisa dinikmati masyarakat Salatiga setelah sidang paripurna di Lapangan Pancasila.
Kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam mantan Wali Kota Salatiga yang ada di dalam kota Salatiga. Setelah acara tersebut, dilanjutkan dengan kirab budaya yang dimulai dari Depan Rumah Dinas Wali Kota Salatiga dan akan berakhir di Halaman Pemkot Salatiga.
Kirab tersebut akan diikuti oleh OPD, BUMD, Sanggar seni, dan perusahaan swasta di Salatiga. Kirab ini juga akan dilombakan dengan kategori tersendiri yakni ada tingkat OPD, mobil hias, dan grup kesenian.
9 Kuliner Heritage
1. Bakso babat Tamansari Jl. Diponegoro No.105, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
2. Ronde Jago Jalan Jendral Sudirman No. 9, Kota Salatiga, Jawa Tengah
3. Enting-enting Gepuk, Jalan Kalibodri No.37, Kota Salatiga, Jawa Tengah
4. Gutuk Kethek, Jalan Agrotunggal No. 9, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
5. Soto Esto, Jalan Langensuko No. 4, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
6. Soto Kesambi, Jalan Gladakan No. 682, Kota Salatiga.
7. Roti Tegal, Jalan Jendral Sudirman, No. 166, Kota Salatiga.
8. Kopi Babah Kacamata, Jalan Kalinyamat No.16, Kota Salatiga.
9. Tumpang Koyor Bu Kori, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Salatiga.
12 Food start up
1. Captani, Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
2. Dapur 80, Jalan Tidore No.80, Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
3. Dzikro Cokelat Kacang, Jalan Abdul Amin No.360, RT.03/RW.03, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
4. Es Krim Sunduk Solotigo, Jalan Imam Bonjol No.23d, Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
5. Es krim tart brokerz, Perumahan nirvana blok A no.3, Ledok, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga.
6. Latte Cokelat Tempe, Dusun Kradenan, RT.02/RW.06, Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
7. Mbok Maneh, Jalan Nanggulan No.49, Kutowinangun Kidul, Kec. Tingkir, Kota Salatiga.
8. Ritella Qu, Jalan Wisnu, RT.01/RW.01, Dukuh Krajan, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga.
9. Roemah Djampe, Jalan Soekarno-Hatta Sidoharjo Gg. I No.7a, Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
10. Sobat Ngelak, Jalan Pemotongan No.81, Kalicacing, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga.
11. Tiga Dara, Jalan Teratai No.10, RT.01/RW.10, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga.
12. Mabest House, Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
9 Hotel di Salatiga
1. D’Emmerick Jalan Hasanudin (Jl. Raya Salatiga – Kopeng) KM. 4, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
2. Front One Gosyen, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
3. Grand Wahid Salatiga, Jalan Jenderal Sudirman No.2, Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
4. Kayu Arum, Jalan Magersari, Ringinawe, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
5. Laras Asri, Jalan Jenderal Sudirman No.335, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
6. Pitu Room, Jalan Sukowati No.33, Kalicacing, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga.
7. Pondok Osamaliki, Jalan Osamaliki No.15, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga.
8. Le Bringin, Jalan Jenderal Sudirman No 160 Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
9. Hotel 168, Jalan Imam Bonjol No.112, Pulutan, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga.