by Adhik Kurniawan - Espos.id Jateng - Sabtu, 27 Agustus 2022 - 19:14 WIB
Esposin, KENDAL – Tradisi Kalang Obong belakangan ini jarang digelar atau terancam punah. Meski demikian, upacara memperingati satu tahun kematian warga suku Kalang itu rupanya masih ada dan diselenggarakan di daerah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), seperti di Kabupaten Kendal.
Upacara Kalang Obong di Kendal digelar di Dusun Sono, Desa Tejorejo, Kecamatan Ringin Arum, Minggu (21/8/2022) malam. Esposin berkesempatan menyaksikan acara atau tradisi Kalang Obong itu sejak awal hingga usai.
Tradisi Kalang Obong di Kendal itu digelar pada malam hari atau selepas waktu salat Isya. Upacara ini dikuti puluhan warga desa di sebuah rumah yang terbuat dari kayu milik tokoh desa setempat, yakni Suhari.
Suhari merupakan tokoh yang disegani di desa itu. Ia merupakan keturunan asli suku Kalang yang selama ini berusaha mempertahankan tradisi-tradisi warisan leluhurnya, seperti upacara Kalang Obong.
Suhari merupakan tokoh yang disegani di desa itu. Ia merupakan keturunan asli suku Kalang yang selama ini berusaha mempertahankan tradisi-tradisi warisan leluhurnya, seperti upacara Kalang Obong.
Malam itu, Suhari mengadakan tradisi Kalang Obong untuk memperingati satu tahun kematian anggota keluarganya, Rasim. Prosesi acara dimulai pukul 20.00 WIB dengan diawali tradisi Sangonan atau pemberian bekal kepada almarhum.
Baca juga: Suku Kalang Lebih Sakti dari Suku Dayak, Begini Kisahnya
“Almarhun ini [Rasim] kakak saya. Saya hanya melakukan [melestarikan] apa yang dilakukan para leluhur," ujar Suhari.
Sebelum dilakukan prosesi pembakaran sesaji itu, sebanyak delapan orang berusia setengah baya nampak melakukan ritual dengan mengelilingi sesaji. Sambil mengelilingi sesaji sebanyak tiga kali, delapan orang tua itu juga meneriakan kata-kata, "obong-obong Kalang. Obong-obong Kalang."
Baca juga: 3 Versi Kisah Misteri Wong Kalang Keturunan Anjing
Sesuai melakukan ritual, prosesi pembakaran sesaji pun langsung dilakukan. Sejumlah koin turut dilemparkan dalam sesaji yang dibakar itu dan diperebutkan oleh anak-anak yang menyaksikan.
Tradisi Kalang Obong ini dipercaya sebagai media komunikasi suku Kalang dengan arwah dari kerabat yang telah meninggal. Pembakaran sesaji menjadi simbol menghilangkan dosa-dosa kerabat yang telah meninggal semasa hidup.
"Ini [Kalang Obong] merupakan adat dari leluhur suku Kalang. Ini diadakan setiap mitoni [tujuh hari kematian] dan mendak [setahun kematian]," kata Mbah Kobro.
Baca juga: Runtuhnya Kejayaan Kopi Arabika Jawa pada Akhir Abad ke-19
Meski demikian, menurutnya baik dan buruknya prosesi Kalang Obong itu bergantung dengan orang yang menilai. Ia hanya menegaskan jika tradisi itu tak dilestarikan maka akan punah dan tergerus zaman.
“Nak rak do sadar budaya yo iso ilang [Kalau tidak sadar budaya ya bisa hilang]," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Sono Desa Tejorejo Ringin Arum Kendal, Widodo, berharap tradisi Kalang Obong jangan sampai hilang. Hal itu dikarenakan tradisi itu merupakan warisan leluhur dan patut dilestarikan.
“Baik atau buruknya, ini adalah prosesi dari suku Kalang. Kita harus menghargainya. Ini juga kebudayaan asli Kendal yang harus dilestarikan, seharusnya kita semua lebih sadar akan budaya sendiri,” tegas Widodo.