by Abdul Jalil - Espos.id Regional - Jumat, 2 Oktober 2020 - 11:06 WIB
Esposin, MADIUN -- Selain Monumen Kresek, ada tempat lain di Kabupaten Madiun yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI. Tempat itu bernama Lubang Yudo.
Monumen Lubang Yudo ini berlokasi sekitar 800 meter dari Monumen Kresek di Desa Kresek, Kecamatan Wungu. Lubang Yudo ini merupakan salah satu tempat anggota PKI membunuh seorang tawanannya pada 1948. Tawanan tersebut konon adalah seorang ulama, seperti yang dituturkan pengelola Monumen Kresek, Dwi Atmanto, 48.
Dwi mengatakan Lubang Yudo ini mengatakan terungkapnya Lubang Yudo ini baru sekitar tahun 1993-1995. Saat itu, anak dari ulama yang dieksekusi tersebut ingin tahu posisi jenazah orang tuanya. “Setelah dilakukan pemugaran lokasi. Pada saat itu di bawah bambu itu digali dan ditemukan tulang. Kemudian dibawa oleh anaknya [untuk dimakamkan],” ujarnya, Kamis (1/10/2020).
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Bupati: Madiun yang Pertama Lawan PKI
Konon, kiai tersebut sulit untuk dieksekusi. Kemudian kiai itu diborgol dan kemudian dilempar ke sebuah lubang yang kini disebut Lubang Yudo. “Kalau ceritanya, ulama saat itu kan sakti-sakti ya,” jelas dia.Atmanto menuturkan pihaknya setuju dengan rencana pemkab yang akan membangun monumen di Lubang Yudo. Ini supaya masyarakat bisa melihat sejarah. Selain itu, kekejaman tersebut tidak terulang lagi.
Hari Ini Dalam Sejarah: 18 September 1948, PKI Deklarasikan Republik Soviet Indonesia
Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan Lubang Yudo ini berada di pinggir sungai. Ada batu besar dan di sampingnya terdapat lubang. Ia menyampaikan pemerintah serius untuk membangun monumen di lokasi tersebut. Hal itu dibuktikan dengan telah dibebaskannya tanah di lokasi tersebut. Sebelumnya, lahan itu milik warga.
“Untuk tanahnya sudah kita bebaskan. Tinggal membangun. Tetapi terjadi rasionalisasi penanganan Covid-19, sehingga pembangunannya pun ditunda,” jelasnya seusai mengikuti upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kamis.
Klepon Tidak Islami Viral, Politikus Senior PKS: Mirip Propaganda PKI