Esposin, SALATIGA -- Tradisi kungkum atau berendam malam hari kerap dilakukan masyarakat Jawa saat malam 1 Sura atau Suronan, tak terkecuali di wilayah Salatiga dan sekitarnya. Di sekitar wilayah Salatiga, tepatnya di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), ada satu destinasi favorit untuk kungkum, yakni Umbul Senjoyo.
Umbul Senjoyo selama ini memang dikenal sebagai tempat favorit bagi pelaku spiritual untuk tirakat mandi kungkum dan menjamas atau memandikan pusaka saat malam 1 Sura atau Suro. Tempatnya yang sudah tertata, karena dijadikan objek wisata, tidak membuat surut pelaku spiritual untuk datang di Umbul Senjoyo. Terlebih Umbul Senjoyo juga erat dengan cerita dari Joko Tingkir yang pernah singgah di umbul tersebut.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Seorang pelaku spiritual asal Salatiga, Guntur Sri, menyebut lokasi Umbul Senjoyo memang menjadi salah satu lokasi favorit untuk kungkum saat hari-hari tertentu. Seperti malam Jumat Kliwon, Selasa Kliwon, maupun malam 1 Sura atau Suro.
“Hari-hari tertentu ramai. Biasanya pada kungkum, kalau malam 1 Suro seperti ini ya nanti tengah malam baru pada mulai,” terang Guntur kepada Esposin, Sabtu (6/7/2024).
Sebelum melakukan ritual kungkum, kata Guntur, dirinya harus memanjatkan doa tertentu. Tujuannya bukan untuk hal mistis, namun untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Kalau kungkum bukan soal mistis. Tapi jadi sarana kita belum berdoa harus dalam keadaan bersih terlebih dahulu. Nah caranya dengan kungkum itu jadi seluruh badan kena air,” ungkapnya.
Diakuinya, makna malam 1 Sura atau Suro merupakan malam untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena malam tersebut juga bertepatan dengan malam tahun baru dalam penanggalan Jawa.
“Saat kungkum itu juga kita bisa merenungkan kesalahan kita pada satu tahun terakhir dan juga meminta agar satu tahun ke depan lebih baik,” jelasnya.
Terkait dengan malam 1 Sura atau Suro yang dipercaya sebagian orang penuh cerita mistis dan horror, Guntur menganggap itu tidak benar. Menurutnya, malam 1 Sura menjadi malam yang baik untuk lelaku dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Kalau untuk lelaku memang bagus. Karena dipercaya memiliki aura tersendiri pada malam 1 Suro. Kalau dalam Islam kan juga bagus malam itu,” katanya.