Esposin, SEMARANG — Salah satu bangunan ikonik di kawasan Kota Lama Semarang yakni GPIB Immanuel Semarang atau lebih terkenal dengan sebutan Gereja Blenduk sedang direnovasi. Direnovasinya Gereja Blenduk ini pun sempat membuat wisatawan yang berkunjung ke Kota Lama Semarang sedikit kecewa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Esposin, Gereja Blenduk direnovasi sejak 8 Mei 2024 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Proses rehabilitasi Gereja Blenduk sendiri diketahui membutuhkan waktu 238 hari dan menelan anggaran sebesar Rp26.235.929.141.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Oleh karena sedang proses perbaikkan, sekeliling bangunan kuno yang berusia ratusan tahun tersebut tertutup oleh pagar seng. Alhasil, wisatawan yang berkunjung ke Kota Lama Semarang untuk berswafoto dengan latar belakang Gereja Blenduk jadi tidak puas karena penampakan yang kurang estetik.
“Saya dari Tegal sudah dua hari di Kota Semarang. Agak sedikit kecewa ingin foto background Gereja Blenduk enggak kesampaian,” ucap Tiara kepada Esposin, Jumat (5/7/2024).
Hal senada juga diungkapkan oleh Wahyu Hidayat. Wisatawan asal Jakarta ini tak bisa menyembunyikan rasa kekecewaan melihat salah satu gedung ikonik di Kota Lama Semarang sedang direnovasi.
“Iya, walaupun masih bisa foto dengan latar bangunan lainnya seperti Gedung Marba, kayak kurang puas begitu. Belum bisa foto di belakang Geraja Blenduk,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedho, memaparkan perbaikkan Gereja Blenduk sebagai salah satu bangunan cagar budaya membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Lelaki yang akrab disapa Wing tersebut membeberkan perlu kehati-hatian dalam memperbaiki bangunan cagar budaya. Dia mengatakan ada beberapa bagian atap dan ornamen-ornamen Gereja Blenduk yang perlu perbaikkan.
“Kita harus bersabar perbaikkan [Gereja Blenduk] mengedepankan kaidah-kaidah penanganan bangunan cagar budaya. Insyaallah kalau sudah selesai jadi lebih bagus dan tidak mengubah estetika bangunan,” ujar Wing.
Memang adanya perbaikkan tersebut, Gereja Blenduk jadi terlihat kurang indah lantaran di kelilingi pagar seng. Namun, Wing berharap wisatawan yang berkunjung ke Kota Lama dapat memaklumi hal tersebut.
“Ketika bicara berapa lama terdapat perbedaan antara rehab dan revitalisasi. Perbaikkan [Gereja Blenduk] butuh waktu yang cukup lama karena harus hati-hati menjaga bangunan cagar budaya,” terangnya.