by Imam Yuda S. Jibi Semarangpos.com - Espos.id Regional - Sabtu, 23 Desember 2017 - 16:50 WIB
ESPOS.ID - Warga mengurus administrasi kependudukan di Kantor Dispendukcapil Kota Solo, di kompleks Balai Kota Solo, Kamis (16/11/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)
Semarangpos.com, SEMARANG – Menjelang akhir tahun 2017, permintaan pembuatan kartu keluarga (KK) dan akta kelahiran di Kota Semarang meningkat pesat. Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Semarang menjelang akhir tahun permintaan pembuatan dua dokumen kependudukan itu mencapai 900 lembar-1.000 lembar per hari.
“Banyak yang mengajukan KK, tidak hanya untuk pindah domisili tapi juga memperbarui yang lama, karena hilang atau terkena dampak pemecahan wilayah RT dan RW,” tutur Kepala Dispendukcapil Kota Semarang, Mardiyanto, saat dijumpai wartawan di kantornya Jl. Kanguru, Gayamsari, Semarang, Kamis (21/12/2017).
Tak hanya permintaan KK, Mardiyanto menyebutkan permintaan pembuatan akta kelahiran juga melonjak. Permintaan akta kelahiran itu kebanyakan berasal dari kaum lanjut usia untuk keperluan mengurus paspor guna menjalankan ibadah umrah.
“Umrah sekarang diwajibkan punya akta untuk membuat paspor. Makanya, per hari di sini kami melayani tak kurang dari 300 sampai 400 lembar,” beber Mardiyanto.
Mardiyanto mengaku pihaknya cukup kewalahan dengan banyaknya permintaan pembuatan KK maupun akta di kantornya. Terlebih jumlah petugasnya saat ini terbatas, sehingga untuk proses pengecekan data pun membutuhkan waktu 5 menit-10 menit.
“Petugas kami jumlahnya hanya lima orang, membuat pekerjaan jadi kurang maksimal. Padahal, saat ini permintaan KK dan akta kelahiran sangat banyak atau naik 10% dibanding tahun lalu,” jelas Mardiyanto.
Tingginya permintaan pembuatan KK dan akta kelahiran di Semarang ini juga dipicu pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu ditambah dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan semakin membaik.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya