regional
Langganan

Kematian 5 Sapi Tak Wajar di Gunungpati Semarang, Ada Indikasi Berikut Ini - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Rabu, 7 Agustus 2024 - 15:09 WIB

ESPOS.ID - Inafis Polrestabes Semarang saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kematian lima sapi tak wajar di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mati tak wajar pada Selasa (6/8/2024) pagi. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Esposin, SEMARANG – Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Jawa Tengah (Jateng) bakal mengawal kasus kematian lima ekor sapi secara tak wajar atau misterius di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (6/8/2024).

Apabila hasil lab dari Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta, menunjukan positif penyakit atau virus, pinyaknya bakal segera bergerak melakukan antisipasi dan penanganan di area maupun daerah sekitar Ibu Kota Jawa Tengah.

Advertisement

Kepala Disnakkeswan Jateng, Agus Wariyanto, tak mau berspekulasi terkait hasil dari Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.

Namun, pihaknya menilai ada dua kemungkinan, yakni karena virus yang menyebabkan para sapi mati mendadak atau karena perilaku jahat seseorang yang melakukan tindakan kriminal.

Advertisement

Namun, pihaknya menilai ada dua kemungkinan, yakni karena virus yang menyebabkan para sapi mati mendadak atau karena perilaku jahat seseorang yang melakukan tindakan kriminal.

“Dari Provinsi akan memantau dan mengawal. Karena untuk di lapangan saat ini masih ditangani oleh tim di Semarang, sudah diambil sampel untuk diuji [di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta]. Hasilnya keluar kurang lebih 2 hari, kita tunggu dulu saja hasilnya,” kata Agus kepada Esposin, Rabu (7/8/2024).

Agus pun tak menampik sejumlah penyakit hewan masih jadi atensi di Jateng. Yakni seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit cacar atau Lumpy Skin Disease (LSD) yang hingga saat ini penanganan vaksinasinya masih terus berjalan.

Advertisement

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Antraks, yang terjadi di Gunung Kidul dan Sleman, beberapa waktu lalu.

“Tapi kalau itu nanti bukan penyakit, harus ditelisik lebih jauh, melihat CCTV sekitar, apakah karena tindakan seorang. Karena dulu pernah kejadian seperti ini di Sragen, Jateng, orang lewat nyebarin penyakit atau apa, mati semua. Namun waktu itu langsung ditangani ambulan dan kepolisian, sudah langsung diketahui kalau tindakan kriminal,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima ekor sapi di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mati tak wajar pada Selasa (6/8/2024) pagi. Adapun kerugian yang dialami diprakirakan mencapai ratusan juta.

Advertisement

Padahal ada puluhan peternakan di Kelurahan Cepoko. Namun, kematian secara massal ini hanya terjadi di dalam satu kandang atau milik seorang peternak.

“Ini ‘kan awalnya Senin (5/8/2024) sore sapi mau makan, terus dikasih [makanan] ampas tahu sama singkong sama pemiliknya, nah habis makan semua, pemiliknya pulang mau salat Maghrib, terus malamnya dicek sehat semua, tapi tahu-tahu, Selasa pagi, jam 05.30 WIB [lima sapi] mati semua,” terang Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur, Muhfasodin.

Advertisement
Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif