Esposin, SEMARANG – Sampel dari bangkai lima ekor sapi yang mati tak wajar atau misterius di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.
Pengiriman sampel tersebut bertujuan untuk mengetahui penyebab secara pasti kematian sapi-sapi tersebut.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo, mengatakan dugaan kematian massal sapi tersebut masih belum bisa disampaikan.
Namun, dokter hewan dari Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang telah turun tangan mengambil sejumlah sampel dari bangkai sapi yang mati itu.
“Keterangan dokter hewan, tadi sudah mengecek sapi-sapi yang mati, makanan, sampel darah, tenggorokan, daging dan sebagainya sudah diambil. Hasil identifikasi dan kualifikasi kekehatan ini sementara berjalan, masih proses observasi,” terang Kompol Agung di lokasi kejadian, Senin (6/8/2024).
Kapolsek menambahkan, bangkai lima sapi yang meninggal secara tak wajar ini telah dikubur oleh pemiliknya. Adapun keterangan awal dari pemilik, kematian sapi-sapi tersebut juga dinilai janggal.
“Saat kita meluncur TKP sapinya [yang meninggal] sudah enggak di kandang. Karena bau dan takut membahayakan, kelompok taninya bilang sudah dikubur,” imbuhnya.
Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur, Muhfasodin, 38, mengatakan kejadian sapi mati tak wajar ini baru kali pertama terjadi di Kelurahan Cepoko.
Ia pun tak mau menduga-duga atau menuduh sembarangan terkait adanya sapi yang mati massal ini.
“Biasanya demam, baru mati. Ini benar-benar enggak wajar, makanya kemarin lapor dokter hewan biar diperiksa. Tapi hasilnya belum keluar. Dan kita nunggu aja hasil lab, enggak mau suudzon,” kata Muhfasodin.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima ekor sapi mati tak wajar pada Selasa (6/8/2024) pagi. Sapi-sapi tersebut mati massal seusai diberi makan pada Senin (5/8/2024).
“Ini kan awalnya Senin (5/8/2024) sore sapi mau makan, terus dikasih [makanan] ampas tahu sama singkong, nah habis makan semua, pemiliknya pulang mau salat Maghrib, terus malamnya dicek sehat semua, tapi tahu-tahu, Selasa pagi, jam 05.30 WIB [lima sapi] mati semua,” terang Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur, Muhfasodin.