regional
Langganan

Investor Mebel China Butuh Lahan 2.000 Ha di Jateng - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hafiyyan  - Espos.id Regional  -  Rabu, 16 Oktober 2019 - 14:50 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi industri kerajinan kayu. (Bisnis)

Semarangpos.com, SEMARANG — Sejumlah investor asal China siap ekspansi ke Jawa Tengah untuk mengembangkan kawasan industri kerajinan kayu. Kebutuhan lahan untuk merealisasikan investasi itu ditaksir mencapai 2.000 ha.

Untuk masuk ke Jawa Tengah, para pebisnis asal Negeri Panda itu bekerja sama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). Diharapkan pada semester I/2020 pengembangan kawasan industri mebel dapat dilakukan.

Advertisement

Wakil Ketua HIMKI Abdul Sobur menyampaikan pemilihan Jateng sebagai kawasan atau klaster industri furniture berbasis kayu merupakan hasil kajian bersama antara pelaku usaha, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Perindustrian.

“Berdasarkan kajian dari berbagai aspek, Jawa Tengah paling memenuhi syarat untuk industri furniture atau kerajinan kayu ini,” tutur Wakil Ketua HIMKI Abdul Sobur saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (14/10/2019).

Advertisement

“Berdasarkan kajian dari berbagai aspek, Jawa Tengah paling memenuhi syarat untuk industri furniture atau kerajinan kayu ini,” tutur Wakil Ketua HIMKI Abdul Sobur saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (14/10/2019).

Aspek penilaian tersebut a.l. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan yang memadai, upah minimum regional (UMR) yang kompetitif, harga lahan murah, dan dukungan akses infrastruktur seperti ke pelabuhan.

Oleh karena itu, untuk gelombang pertama HIKMI mengarahkan agar relokasi atau pembangunan pabrik baru dari China dan negara lain diarahkan ke Jateng. Adapun, gelombang berikutnya dapat melebarkan sayap ke Jawa Barat dan Jawa Timur.

Advertisement

Terkait dengan total kebutuhan lahan, luasannya bisa mencapai 1.000 ha-2.000 ha dalam satu kawasan. Namun, bisa jadi kawasan tersebut terpisah masing-masing dalam lagan seluas 150 ha-300 ha.

Perusahaan yang berminat ekspansi ke Jateng rata-rata berasal dari Provinsi Guangdong dan Shandong, China. Selain itu, ada perusahaan Italia yang saat ini sudah beroperasi di Cirebon, Jawa Barat, yakni Bonacina.

“Kita harapkan awal atau pertengahan 2020 sudah ada deal, sehingga bisa mulai masuk dan bangun industri mebel. Lahannya bisa dalam satu kawasan hingga 2.000 ha, ataupun terpisah. Yang jelas biasanya per pabrik perlu 10 ha-30 ha, jadi minimal satu grup [perusahaan] perlu 150 ha,” paparnya.

Advertisement

Abdul menuturkan sesuai arahan gubernur dan Pemda Jateng, lahan yang diincar untuk kawasan industri kerajinan kayu berlokasi di kota/kabupaten Pemalang, Brebes, Sukoharjo, dan Kendal. Pasalnya, sejumlah daerah itu sudah memiliki rencana tata ruang yang tepat.

Dia menambahkan HIMKI getol mendatangkan investor asing untuk mendukung peningkatan ekspor nasional, khususnya dari industri kreatif kerajinan dan furnitur kayu. Dalam rangka mengisi kesempatan dari dampak perang dagang China dan Amerika Serikat, Indonesia berpeluang mengambil keuntungan ini.

Poin Rencana Ekspansi Perusahaan Mebel China di Jateng dipilih karena memiliki sejumlah potensi a.l. ketersediaan SDM dengan kemampuan memadai, UMR kompetitif, harga lahan murah, dan dukungan akses infrastruktur. Kebutuhan lahan mencapai 2.000 ha. Bisa dalam satu kawasan, ataupun terpisah minimal 150 ha.

Advertisement

Realisasi perjanjian dan pengembangan kawasan industri mebel dapat dilakukan pada semester I/2020. Pemilihan lokasi di Pemalang, Brebes, Sukoharjo, dan Kendal.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif